oleh Sri Asnawati pada 23 Desember 2010 jam 17:22
Massa kebersamaan kita telah mendekati limit nol tapi korespondensi satu-satu antara kita akan terus continu sob! Ya, karna persahabatan kita sama sekali tidak imajiner. Persahabatan kita sungguh realistik. Ah kawan. . .tahu tidak? Dengan kalian aku membagi beban dan kesedihan. Bersama kalian aku belajar menambah kedewasaan. Bersama kalian kebahagiaan berkali lipat lebih indah. Dan dengan kalian kesepian terkurangi. Ah, kita sudah menjadi himpunan istimewa yang tidak bisa dibagi lagi. Sudah menjadi himpunan bagian satu sama lain. Iya kan?
Sob, agaknya kita akan bergerak menjalani hidup dengan cara dan kecepatan kita masing-masing. Jika nanti kita sulit memperoleh peluang untuk menuju titik pertemuan kita maka cukuplah ingat bahwa doa dan semangat dariku tetap seperti simetri lipat lingkaran untuk kalian sumua. Jika grafik hidupmu telah ada di titik maksimum ingatlah bahwa kau raih itu dengan ribuan bahkan jutaan doa dari ayah dan bundamu. Mereka telah mensubstitusikan keringat dan air mata untuk mengantarmu sampai di puncak itu.
Inilah saatnya kita harus berjuang agar kita menemukan himpunan penyelesaian bagi kemakmuran manusia kawan. . .
Bagaimana? Kalian siap melukis grafik yang indah untuk kebahagiaan orang banyak? Atau kita akan mengelilingi mereka dengan luasnya ilmu yang berderet berkilauan.
Sob, tulisan ini adalah curhat seorang matematikawan. Tulisan tentang pengalaman hidup matematikawan dengan para sahabatnya. Aku hanya ingin memberitahu dunia bahwa matematikawan tidak semuanya dingin seperti John Nash. Tidak semuanya sombong seperti Phytagoras yang merendahkan orang ber IQ dibawah rata-rata. Inilah aku dan kalian. . .yang juga seperti sastrawan yang menyukai keindahan dan puisi. Yang juga seperti Marcopolo yang menyukai perjalanan dan petualangan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

0 komentar:
Posting Komentar