Tidak sayang. . . Bukan itu. Sungguh bukan. Kau salah mengartikan air mataku. Ini bukan kepiluan tapi hujan kebahagiaan. Kau bertanya, "kenapa bintang di langit tidak semuanya berkedip?"
aku katakan padamu yang berkedip-kedip itu bintang tapi yang tak berkedip itu adalah planet. Aku dan kamu hanyalah planet yg memantulkan sinar dr bintang itu, Bintang putih paling cermerlang.
Umairku, jika kau bertanya siapa baju putih itu? Dia lah yang menginspirasi langkah kita. Siapa si putih penuh pesona itu? Yang kau impikan itu sayang. Yang tak bisa kau pandang mukanya. Iya!! Yang dengan menggebu kau ceritakan tentangnya di malam2 kita. Pahamkah?
Digulita kau membelai rambutku. Akhirnya aku harus katakan kejujuran padamu bahwa aku telah menemukan satu bab kebahagian yang belum pernah kutemukan sebelumnya saat bersamamu.
Di bawah gerimis malam kita melukis kebahagiaan di atas kanvas kehidupan. Diiringi dendang serangga malam kau bilang, "jika aku malu mukaku akan berubah jadi lebih coklat". KONYOL. . .!!
Aku tak akan lari apalagi melupakan janji. Sudah kau ikrarkan kau menungguku disana. Ah, dengan dahi berkerut aku mencoba mengartikan itu. Lalu kau menggodaku, "payah! Tak mengerti."
"aku akan datang di tempat itu"
cinta telah pergi dan rindu sibuk menterjemahkan dirinya. Biarkan saja!! Biarkan mereka merenda mimpi-mimpinya sampai lunglai.
Aku katakan padamu aku masih haus melakukan penemuan karena ilmuan2 banyak yang dibunuh secara tak beradab. Apakah kau tetap setia mendukung dan menyanggahku? Dan kau masih juga menghujaniku dengan puisi-puisi gravitasi.
Kau terlalu serius. Biar kuajak kau menyaksikan teater monolog yg menawan. Atau kita berkeliling kota naik beca malam hari sambil mendengar nyanyian penyanyi jalanan?
Tiap sekon waktu itu adalah saksi "pahatan mimpi" kita. Biarkan! Biarkan mereka mengatakan kita adalah kaum irasional. Tak perlu takut karena dalam sesuatu yang real terdapat yang rasional dan irasional. Itu kenyataan. Sudah. . . tak perlu dihiraukan karna itu adalah aksioma.
Kau mau terbang bersama? Kita akan terbang dengan tarikan gravitasi matahari. Atau dengan balon gas kita jelajahi gunung dan samudra?
Oh ombak samudra akan mengoyak-oyak kita. Tak perlu cemas. Kita akan menggulungnya. Angin akan meniupkan hembusan harapan yang membuat kita tetap melangkah.
Tapi bagaimana?aku mudah bosan. Tak perlu takut karena aku teguh pendirian.
Mari kita berdendang. . . .menyapa hujan dan tersenyum pada pelangi serta menyingkirkan badai.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

1 komentar:
Fulll Umair...
Posting Komentar