
Burung kuel menjerit parau di atas dahan tak berdaun. Nadanya kacau menyentak gendang telinga. Berdengung tersusun dan dirangsang cepat oleh dendrit2 saraf. Buyar!! Membuyarkan sunyi yang makin sepi. Menggiring sunyi ke bunyi. Bunyi yg makin mendesak ruang hati.
Rasanya hari ini aku bahagia. Memejamkan mata. Tdk untuk berfikir. Hanya untuk merasakan sentuhan lembut angin musim dan Menari tanpa gerak.
"apa yg sedang kau lakukan?" suara itu memecah kesunyian. Suara ini. . .datang disaat berjuta tanya mengendap.
"kecewa,"aku bilang.
"apa yg kau kecewakan?" ia bertanya
"aku muak! Muak dg aturan. Sial!! Mereka menghukum dan Menghujat jk km melakukan cela. Sementara aku menyaksikan tawa hina mereka," aku muntahkan kekesalan sambil menendang kaleng berkarat.
"jiwamu sangat merana rupanya gadis. Cepatlah cari pelipurnya,"sarannya
"aku ingin bertemu dg nya"
"siapa?baju putihmu itu? Atau umair yg selalu kau rindukan pertemuan dg nya?"
"aku ingin melihat keduanya bersamaan"
kuntowijoyo mengernyit bingung, "mana bisa gadis?"
"bisa! Bpk th knp?"
"ada apa sbenarnya gadis? Bpk ingin th crt mu"
"ini bukan cerita tp jeritan sumbang"
"mau lolipop gadis?" kuntowijoyo memecah ketegangan.
"ha. . .ha. . .ha.tidak! Aku mau telinga,"
"telinga?untuk apa?"
"mendengar!"
dg cpt kuntowijoyo memahami jwbn singkatku itu, "hmm. . .aku berikan untukmu gadis kecilku"
mukaku merah merona mendengar jawaban itu. Ah. . .malam yg makin kelam. Jalan yg makin lengang dan jiwa yg makin kerontang.
Aku mulai bicara Saat Kuntowijoyo tlah memasang telinga, "disaat spt ini. . .aku bth teman untuk bicara. Untuk menumpahkan kejujuran. Siapa lg kalau bukan umair yg bs kuajak bercakap penuh makna. Siapa lg kalau bkn bj putih yg pernah mengajakku makan malam penuh romantis. Aku tdk bs sejujur itu jk bkn dg nya."
"oh. . .lalu jk tanpanya?"
"dia akan ada untukku. Dia menungguku ditempat itu. Aku akan mendengar ia bernyanyi"
"dia bisa bernyanyi?"kuntowijoyo kaget.
"ya"
"apa yg dia dendangkan untukmu?"
jujur saja aku malu bukan kepalang jika harus menjawab pertanyaan itu. Aku hanya diam tp kuntowijoyo berkata lg, "telingaku akan sia2 gadis jk crt mu spt kucing kasmaran. Setengah2!"
"aku terlanjur cinta kepadamu. . ." pipiku merah padam. "itulah nyanyiannya"
"ha. . .ha. . .ha. . .dasar anak muda!!" kuntowijoyo mentertawakanku
aku hanya tersenyum getir krn bj putih yg jarang kutemui. Bagiku ia spt oase d gurun pasir. Membuatku berbicara sejujurnya ttg macam2. Aku bnr2 tak bs bersembunyi di tengah kedustaan pd nya. Knp? Entahlah. aku pun tak th.
Kadang kuhapus saja rindu dg membaca kertas2 karyanya yg hny ia tuliskan untukku. Aku merasa jd diriku sebenar2nya jk ada didekatnya. Ah . . .malam itu. Malam Penuh pesona. Walau tanpa senja.
"bpk th? Dia sdg sibuk."
"sibuk apa?"
"mencari kebenaran dan mendapatkan mimpi"
"oh,ambisi pemuda!"
"bukan ambisi pemuda pak tp mimpiku dg nya. Aku akan menemuinya di tempat itu"
"blh th dimana?"kuntowijoyo penasaran "siapa th bpk jg mau kesana"
"rahasia. Bpk pun tdk blh th. Ini adalah janji antara aku dan dia"
"apa yg membuatmu tertarik dg nya?"
"bnyk. Bahkan tulisan2ku pun bnyk yg terinspirasi oleh nya"
burung kuel bergerak. Sayapnya mengepak. Ranting ditinggal pergi. Terbang. . .menuju awan yg berarak. Pergi dan baru akan kembali dg mimpi yg telah ia tuntaskan.
Aku. . .aku msh berharap umair tak menghapus ttg ku dr ingatannya. Aku berharap dia tetap menungguku ditempat itu. Hanya itu. Dan hanya itu.
"pak aku harus pulang. Sampai jumpa lagi,"aku pergi meninggalkan kuntowijoyo yg telah menarik kesimpulan atas hdp nya.
0 komentar:
Posting Komentar