penantian di ujung senja

Pesona jingga di ufuk barat rumah bocorku rupa-rupanya begitu membiusku. Kali ini kuntowijoyo tdk bertandang di teras rumahku. Aku pun sdg tdk berselera du2k di teras. memandang keluar dr jendela kamar itu yg kupilih sekarang. Adegan ini mengingatkanku dg kisah "card captor sakura" yg aku dan kedua sahabat kecilku sukai. Kalian sdg apa skrg? Aku menunggu kbr dari negeri para nabi yg kau jajaki. Aku jg menunggu kabar dr jawa tengah yg kau tempati...
Ada rindu yg menusuk sembilu kawan. . .aku ingin sekali memainkan permainan khas kita bertiga jika berjalan beriringan. Lihatlah kini. . .tidak ada lg yg membuka lembaran2 rahasia d sudut kamar. Tdk ada tawa lepas di hamparan sawah di bulan juni,september, dan desember.

Lalu ada nomer asing hinggap di ponselku. Berharap itu darimu. Tapi bukan!! Ini dari negri serumpun yg selalu berSelisih dg pertiwiku. Ah, org ini pandai sekali mendeteksi nomerku. Padahal, sudah 3 thn kuganti nomer ponsel lamaku. Aku tdk perlu berlama-lama berbincang dg orang ini. Segera ku matikan stelah berkilah dg alasan yg membenarkanku menyudahi obrolan membosankan ini.

Aku kembali teringat kepada dua kawanku itu. Tdk th kenapa rasanya dada ini penuh oleh mereka hari ini. Ada apa dg kalian?

". . .tiga orang sahabat .belajar di perguruan ninjutshu sbg murid ninja boy. Cita-citanya sungguh tinggi sekali apa pun dia hadapi. . .walau pun penuh bermacam rintangan tak gentar dlm hatinya. . ."
aku rindu menyanyikan lagu itu bersama kalian. Yg aku ingat kita begitu bersemangat mendendangkan'y ketika masih kanak2.

Tiga hari berlalu.
Ada nomer asing menghampiri ponsel hitamku lagi. Aku tahu ini pun nomer luar negeri. Aku pun tak yakin ini pangGilan dr kau kawan. Aku angkat. Sedikit malas karena msh ingin berselimut mimpi. Tp agaknya itu tlp penting. Panjang. . .tak kunjung usai. Aku pasrah. Ku angkat.

"hei, sdg apa se? Lama skali angkat tlp nya", suara kasar terdengar dr seberang sana

"di sini masih pagi buta. Mau apa?", ku jawab dg jengkel

"sudah, dengarkan saja ceritaku kali ini", ia memaksa dan aku lagi2 pasrah "hari ini aku tonjok muka bos ku yg menjengkelkan. Huh. . .kelakuanku ini membuatku dimaki habis2n", lani melanjutkan ceritanya

aku tertawa mendengar itu. Ia lanjutkan lg bicara, "bgm rencana study mu? Jd ke leiden university?"

"harusnya jadi", aku jwb singkat

kali ini aku tak bnyk bicara. Malas!! Lani yg lbh bnyk bicara.

"apa kbr dia?",kali ini kata2 nya sudah jauh dr amukan

"mona apa lisa?", tanyaku

"tak perlulah kau permalukan aku dg pertanyaan seperti itu. Tolong sampaikan padanya aku akan segera datang", bualannya mulai diluncurkan

"TIDAK!!" kataku "tdk mau aku turut campur untuk hal macam itu.

"telpon dr siapa. . . (ti2k maksudnya adalah panggilan sayang keluarga pd ku)", ibu bertanya agak berteriak. Rupa2y beliau th aku sdg asyik ngobrol.

"lani telpon bu. . .mau ngobrol nggak?", aku menawarkan ibu untuk berbincang dg lani.

"iya. . .iya kasih ke ibu", suara lani sdkt merengek. Memaksaku berjalan dan memberikan hp pd ibu

hp langsung saja ibu sambar. Akrab benar ibu dg lani. Aku cuma du2k dan menonton ibu yg larut dg lani. Biasalah. . .ibu tak lupa menyelipkan kebiasaan burukku dan Mengumbar keinginan2ku jg pd lani. Aku yakin mereka berdua senang mentertawakanku. Aku rebut kembali tlp dr ibu.

Kali ini ada kabar yg menyentak dr lani, "aku akan kirim formulirnya smg kau mendapati mimpimu. Ok? . . .sampai jumpa", ia tU2p tlpn.

Lani? Dia. . .
Aku tdk bs berkata-kata. Aku th maksudnya. Kau buat aku tersenyum seperti kata erros candra.

Lani membuatku menunggu. Kiriman darinya adalah mimpi2ku.

Sampai detik ini aku menunggu. Itu pula yg aku katakan pada kuntowijoyo, "aku sedang menunggu pak. . ."

Agak nya rinduku ini terobati. Malam ini datanglah kabar dr kawanku itu. Kabar mengenai skripsi yg membuatnya putus asa. Aku berpikir jangan2 ia ambil judul yg tak main2 yg dl pernah ia loNtarkan langsung padaku. Dia memang luar biasa. Tdk mau asal2an. Ingin benar2 berkarya.

Aku jd ingat saat Kita permainkan pemabuk. Membuat aku dan kau harus duduk lama dinasihati org tua kita.

Ingat. . .
Saat bolos les yg membosankan. Sampai Kita pulang malam sambil menunjuk bintang d langit. Tertawa. . .sambil betanya-tanya mengapa "ayumi bahagia mati di tangan kekasihnya makoto sisio yg dikuasai dendam? Kenapa dia berkata, "AKU BAHAGIA. AKU CINTA PADAMU" d akhir hayatnya?"
megumi yg malang. Itu yg bisa aku dan kau simpulkan waktu itu.

Dan aku menunggu pulang dg kegemilangan yg kau genggam. Aku pun akan menunggu kiriman dr lani. . .

"saling mendoakan", itu yg kau ucapkan saat aku dan kau terpaksa menyudahi kebersamaan kita selama ini.

0 komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger