idul fitri di desaku yang kucinta

Seperti layaknya malam idul fitri pada umumnya,alunan takbir menggema dari masjid dan mushola-mushola kampung. Malam yang cukup meriah jika dibandingkan malam-malam lainnya. Anak2 kecil larut dalam kegirangannya.begitu juga pemuda desa (saya dirumah saja,pen). Orang-orang hilir mudik tuk membayar zakat. Malam yg indah. GROGOL benar-benar tak sepi karena ada takbir keliling tiap tahunnya. Kata adikku tercinta, "i sekarang takbirannya sampe klayan tahu!".hmm. . .ini jarang terjadi karena biasanya cuma keliling kampung.

Gema takbir terus saja mengalun. . .

Tak terasa si fajar di hari nan fitri tampak mempesona. Rupa-rupanya ia tak mau kalah dengan semangat penduduk desa yang pergi untuk solat ied. Sumua diajak. Sampai-sampai habis anggota keluarga di rumah. Semuanya pergi ke masjid. Ada yang berangkat pagi-pagi buta saking semangatnya.
Sholat pun berlangsung sangat syahdu meski ada saja tangisan balita.
Stelah sholat usai maka tradisi di desaku adalah keliling kampung tuk saling bersalam-salaman. Biasanya berkelompok. Saya tetap pilih dirumah. Menunggu rombongan-rombongan datang. Dan benar saja banyak. Biasanya yang paling heboh kelompok laki-laki RT01. Dan ibu sy juga bilang, "warga RT01 emang semangat tiap tahun tuk keliling bersalam-salaman"

hari nan fitri mengalir begitu indah. . .

Malam pun datang lagi. Masih suasana idul fitri. Tak paham dengan apa yang terjadi tiba-tiba ada suara teriakan laki-laki. . .sangat keras!!
Saya berfikir, ah paling tukang mabok yang lagi ngoceh nggak karuan.

Tak dinanya desaku gempar dengan kepulangan pelaku mutilasi yang sudah pulang kerumah. Saya baru tahu malam ini dari status fb kawan-kawan satu desa.
Benar rupanya. Huff suara sirine menukik. Mengusik ketenangan malam. Mungkin juga ada suara, dor dor dor tapi saya tidak dengar. Pemuda dan bapak-bapak berjaga. Kali aja "...ada penyusup..." (kata alfian di statusnya). Lembur!! Polisi menyisir. Katanya 5 orang tertangkap (saya tidak tahu jelas). Suasana desa malam ini benar-benar mencekam. Saya benar-benar tidak bisa mendeskripsikannya. Jam 23.00 hari minggu,20 september 2009 ku tulis kisah ini. Ah, akhirnya terdengar juga suara "DOR!!" sampai saya kaget...


Dan malam pun tetap berlanjut. Suara sirine dan tembakan pun mungkin akan terdengar lagi.

Akhirnya harus bisa tidur dengan alunan sirine dan suaran senapan. Ini sudah kesekian kalinya aku alami jadi santai saja.

Untuk pemuda grogol, selamat lembur. . .

Untuk aparat selamat bertugas semoga misinya cepat usai. . .

Untuk para ibu, saya yakin kalian cemas memikirkan anak laki-laki kalian. Berdoa ya bu. . .

Dan,
mohon maaf lahir dan batin.

Ya ROBBY, ampuni kesalahanku, kesalahan kedua orang tua ku,saudara2ku, saudara2 seperjuangan, dan seluruh umat islam khususnya umat islam GROGOL.amin

malam. . .akan tetap berjalan dengan kisahnya. Semoga ada hikmah yang dapat mencerahkan dan ada akhir yang membahagiakan.


-KUTULIS PENUH DEDIKASIH UNTUK SEBUAH DESA TEMPATKU TUMBUH-

¤mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan¤

bukan bintang yang paling terang bag. 2

Ia tatap sinar mentari yang memasuki jendela hatinya. Burung gereja menemani pancaran sinar mentari dengan nyanyian paling merdu di hari ini. Pagi ini jiwanya terasa tenang sesejuk udara pagi dan sebening embun penghias taman hati. Ia hadapkan tubuhnya pada mentari yang bersinar sambil memejamkan mata dan menghirup udara dalam-dalam. Pagi yang amat indah untuk dilewatkan.

Ia akan berlari kencang menyusul tangan lembut yang dulu pernah ia tinggalkan. Akan ia genggam lagi tangannya. Berbunga-bunga sudah hatinya karena ia akan merajut mimpi yang sempat tertunda karena terkalahkan oleh rasa rindu yang tak mampu ia redam.

"padang impianku aku, melihat padang itu makin indah," ia berkata dalam hati sambil tetap menikmati sejuknya pagi.

Di tempat penantian tangan lembut terus bertahan menunggu. Air matanya berderai-derai. "aku kuat! Aku bisa bertahan! Aku kuat!! Aku akan setia menunggumu kawan!!" ia berkata pada dirinya sendiri. Air matanya semakin kencang bercucuran, "ada apa ini? Aku bilang aku kuat!" ucapnya memberontak pada raganya yang diremas malaikat maut.
Badai salju yang teramat dingin menerpanya berhari-hari. Tubuhnya kurus dan ringkih. Ada warna merah menetes di atas salju yang putih. Darah menetes dari hidungnya. Terus bercucuran. Ia makin kencang menangis. Tubuhnya berguncang. Ia terjatuh. Lunglai di atas tumpukan salju. Matanya merah. Pikirnya jauh melayang teringat janji pada kawannya, "oh. . .kawan, sedang apa kau sekarang? Kenapa kau biarkan aku begitu lama menantimu. Aku setia menantimu disini tapi Allah, Tuhanku agaknya merindukanku pula. Dia menginginkan aku segera pulang padaNya. Maafkan aku karena aku tak kan mampu lagi menemanimu mengarungi padang impian yang ku janjikan," ucapnya merana.

"Robby. . .sepertinya bukan lagi warna putih salju yang aku pandang tapi gelap yang sangat pekat. Tubuhku pun terasa ditusuk ribuan pedang. Aku pulang. . ." tangan lembuh pasrah

Badai makin kencang seolah-olah ikut berkabung atas kepulangan tangan lembut. Alam pun sunyi. Tubuh tangan lembut tergeletak di atas salju nan putih. Darah yang keluar dari hidungnya membeku oleh salju yang telah tenjadi es.

Sang kawan yang dinanti tangan lembut sedang berdendang sambil berlari untuk merajut mimpinya lagi. Langkahnya tidak secepat kecepatan cahaya. Ia hanya mampu berlari layaknya manusia biasa yang mencoba menjadi manusia yang luar biasa. Langkahnya makin dekat pada tempat yang mempertemukannya dengan tangan lembut. Ia lewati pula tempat pertemuan itu. Ia tersenyum. "kawan aku kembali menemuimu. Kita tapaki lagi padang impian," ujarnya bahagia. Ia makin kencang berlari. Makin rindu ia pada sang kawan yang pernah ia bagi tentang kisah-kisah riang dan pilu.

Badai salju. Ia menatap badai salju pada retina matanya. Dingin menusuk tulang tapi, ia tak jua surut. Melangkah. Terus melangkah menerjang badai yang terkalahkan oleh azzam yang menancap kuat.

Tiba-tiba ia berhenti. Badannya gemetar. Ia berharap matanya telah rusak sehingga tidak bisa melihat keadaan dengan benar. Ah, itu nyata. Matanya baik-baik saja. Ia berlari mendekati warna merah yang sudah beku. Ia terpukul bukan main. Ia berteriak kencang, "aaaaa. . . ." sambil menumpuhkan dirinya pada kedua lututnya. Air matanya tak terbendung lagi. Terus berderai sambil mengangkat kepala tangan lembut ke pangkuannya. Kerinduannya pada tangan lembut tercabik-cabik oleh keadaan kawannya yang telah kaku.

Keriangan pagi tadi menguap sudah. "kawan. . .apa Sang Kuasa begitu merindukanmu hingga aku temui kau seperti ini?" ucapnya terisak, "siapa yang menemaniku merenda jalan hingga ku genggam mimpiku? Dulu kau pernah berbisik padaku bahwa di suatu pagi salah satu dari kita mati maka sampai jumpa di kehidupan yang lain. Dan kata-katamu nyata kini. Kau menunggu aku dimana? Firdaus atau Darussalam?" ia makin terisak.

"baiklah. . .aku ikhlas. Dulu kau pernah meyakinkan aku bahwa kau akan selalu ada namun tak selalu. Akhirnya aku mampu memaknai ucapanmu dengan sangat sempurna dihadapan ragamu yang tak bernyawa sekarang!" ia berkata dengan tenang. Ia sudah menguasai dirinya lagi.

Ia akan lanjutkan lagi perjalanannya mengarungi padang impian. Tak ada lagi kawan tapi, dalam bait-bait hidupnya pernah tertulis tentang kesetiaan tangan lembut.

KEPEDIHAN APA LAGI YANG AKAN IA HADAPI DALAM MENGARUNGI PADANG IMPIANNYA?. . .

bukan bintang yang paling terang bag. 1

Serbuk sari tlah jatuh pada putik mengizinkan buah bergelayutan di antara dedaunan. Memberikan sedikit rezeki pada tupai yang lapar dg buah pemberian Tuhan Yang Pengasih.

Tak ada titi-titik hujan. Hanya angin kering yang berhembus sedari tadi. Pelangi pun tak tampak sejauh ini. Namun terlihat sosoknya tlah lama berjalan untuk mencari sesuatu. Terus saja ia menyusuri jalan untuk dapatkan kepastian. Diantara tumpukan ketakberdayaannya ia, tak pernah berhenti mengarungi padang impian...berjalan penuh keyakinan dengan balutan senyum manis di ujung bibirnya.

Lalu. . .
Sejenak ada yang memanggilnya, "hei kau yang berjalan kemari!!"

la menoleh. Datang menghampiri sang rupawan. "ada apa kau panggil diriku?"

"kemarilah sebentar. Ku lihat wajahmu begitu lelah. Badanmu terlihat payah. Aku ingin sekali mengajakmu duduk untuk melihat birunya laut di atas karang yang indah"

ia diam sejenak.

"Pikirkan ajakan ku. Jika kau ragu berdirilah disitu sambil berfikir apa yang akan kau putuskan", tawar sang rupawan

sejenak ia terdiam. Bertanya dalam hati nurani yang tak bisa membohongi diri. Ia berhenti lama. Berdiri dalam ketidakpastian. Mencari keputusan bagi dirinya. Antara melihat birunya laut atau berbalik lagi untuk melanjutkan perjalanannya di padang mimpi.

Tiba-tiba ada cicit burung menyapa, "nanti dulu"

ia menoleh pada burung yang bertengger di rindangnya pohon harapan. "apa maksudmu?"

"kau mengerti apa yang ku maksud",balas burung

ia semakin terdiam. Tertunduk. Tidak kuat lagi berdiri. Duduk dengan mendekap dua kakinya yang gemetar. Air mata jatuh berhamburan diiringi derai hujan yang tiba-tiba datang membasahi tubuhnya. Hatinya penuh kecamuk dan penuh limpahan kegelisahan. Ia utarakan untaian duka pada Sang Kuasa dengan penuh kepasrahan.

Hujan pun reda. Menampakkan spektrum warna penuh pesona,pelangi. Melingkar menghiasi langit. Tangisnya berhenti. Ia angkat kembali wajahnya. Ia pandang langin nan indah. Senyum kembali terlihat di wajahnya. Sambil mengusap air mata ia kembali bangkit.

"Tlah kutemukan apa yang kumau",gumamnya dalam hati

lalu ia panggil sang rupawan. Setengah berteriak karena jarak yang cukup jauh, "aku tak bisa melihat birunya laut bersamamu. Ada yang lebih penting dari itu. Mohon maaf. Mungkin kau akan menemukan orang lain yang bisa kau ajak kesana" ia memutar badannya ke arah semula sambil melambaikan tangan "sampai jumpa"

angin berhembus dengan syahdu mengiri ia berjalan menapaki padang impian. Sebuah harapan yang belum terjawab akan ia lewati.

Sang rupawan melihatnya berjalan menjauh. Punggungnya tak terlihat lagi. Lenyap!!

Ia berdendang dengan lahkah-langkah penuh harapan. Berjalan penuh rasa optimis walau ia sadar pasti akan ada rintangan menghadang yang tak ia tahu seperti apa bentuk dan rupa rintangan selanjutnya
##########

kini ia berjalan lagi tuk arungi mimpi sambil mengembangkan senyum namun sunyi.........
ia susuri padang mimpi dengan alunan angin dan henbusan debu.

tiba-tiba ia merasa ada sesuatu yang telah menyentuh jemarinya. lembut. sangat lembut!!!! setengah tak percaya dengan apayang dia alami. "mungkin saja ini cuma kyalalanku atas ribuan sepi yang ku jalani", ujarnya

tapi ini benar-benar terasa." bukan! ini bukan mimpi!!! aku mampu merasakan kelembutan telah menyentuh jemari ini", ia meyakinkan diri sambil menoleh ke arah samping berharap itu memang bukan mimpi.

"aku ingin menemanimu menapaki padang impian hingga kau temui kepastian. aku ingin ada di sampingmu saat senyum dan tawa terlukis di wajahmu namun, aku juga ingin ada di dekatmu saat air mata jatuh di pipimu lalu aku akan menyekanya", ucap tangan lembut lirih

"benarkah?"

"tentu saja. aku akan ada namun tak selalu", balasnya meyakinkan

"apa maksudmu, ada namun tak selalu?"

"kawan, akan ada dukungan dan semngat dariku namun tak selalu aku ada di dekatmu"

"lalu untuk apa kau menawarkan diri menemaniki jika seperti itu?"

"aku yakin kau tahu maksudku!!!"

ia terdiam. mencerna kata-kata tangan lembut. dalam hati ia berkata," ya setiap jiwa memang tidak sama. itu adalah keniscayaan yang tak kan terelakkan. jika selalu sama untuk apa ia ada. sama saja aku sendiri jika begitu."
ia balas genggaman tangan lembut dengan erat. menerima tawarannya. kini ia tak lagi sendiri. ada yang menemani. dalam langkah-langkahnya ada candan tawa. tangis dan duka yang bisa di bagi dalam mengukir mimpi.

kini ia dapat berbincang tentang pelita malam
duduk bersama menanti senja
dan menyambut embun pagi yang tak pernah suram

ya, mimpi layaknya songketan benang wol yang tersusun rapi dan indah bila telah jadi. tak pernah putus hanya saja akan terurai jika tertarik sehingga butuh di rajut ulang dengan kesabaran.
ia mampu berdendang dengan suara alto dan sopran yang sedikit bervariasi. bukan lagu mendunia yang penuh khayalan yang mereka dendangkan namun, lagu impian yang tertulis lirik-lirik harapan.

mereka berdua tak tahu pasti siapa yang akan melepaskan genggaman erat itu pertama kali. tangan lembut ataukah ia sendiri. yang pasti....
ia dapat berbagi
mengurangi jatah roti karena harus terbagi
tetes-tetes air yang mennyusut debitnya kini....
namun itu bukanlah masalah yang berarti karena ada yang mau ia ajak berbagi.....

bulan berganti
tahun brlalu.....mengungkap semua asa dalam diri dua orang pemimpi
nyatalah kini, ia telah lelah. semangatnya hampir tak ada. ia mulai melepaskan genggaman tangan lembut, " wahai kawan aku begitu merindukan orang yang terkasih. aku ingin memberi jeda pada jiwa yang telah payah ini. aku ingin menemui orang yang terkasih. aku tak ingin kau menunggu. teruslah kau berjalan bahkan berlari. aku akan bahagia jika kau telah sampai menjemput impian." sambil merbalik badan ia pergi meninggalkan tangan lembut. berharap ia tak melihat air mata berderai di pipinya. bodoh memang karena kawannya itu pasti tahu bahwa ada tetes air mata jatuh di atas tanah yang kering.

tapi sungguh janji itu terus terpatri. tangan lembut tak sedih sedikitpun atas perpisahan yang terjadi. ia bertahan. tak bergeming. tetap berdiri. tak bergeser satu inci pun.
bulan berganti hingga bunga bersemi ia menunggu dalam keteromban-ambingan. ia begitu yakin bahwa kawannya akan kembali menggenggam tangan lembutnya.

di tempat lain, di sudut bumi yang berbeda ia temui orang terkasih yang selama ini ia rindukan. ia ingin menceritakan segala duka. ia ingin memeluk tubuhnya dan berseder di bahunya sampai dewi mimpi datang menghampiri. dan saat ia telah bersender di pundaknya ia, tak mampu berkata. bibirnya kelu. tak ada getaran pita suara. sunyi. "aku tak mungjin menceritakan ini padamu. aku tak rela jika kau juga ikut menaggung derita yang ku alami. aku ingin tersentuh oleh dewi mimpi. membiarkan diri berkelana di alam mimpi di atas pundak bidangmu. lalu dalam mimpi itu aku ceritakan segala duka pada bintang namun, BUKAN BINTANG YANG PALING TERANG", lirihnya dihati. biarkan Sang Penguasa mimpi yang tahu.

pemilik pundak nampaknya telah lelah menayandarkan pundaknya. setengah tak tega membangunkan ia yang tengah bermandi mimpi, " bangunlah....aku sanagt lelah!!!!", sambil membelai rambutnya

ia tersadar. membenarkan posisi kepala sambil berkata, "nampaknya aku sudah membaik"

"bagus kalu begitu. apa yang akan kau kerjakan sekarang?"
"'aku akan melanjutkan menapaki mimpi"

"TERUSKANLAH"

"TENTU SAJA. AKAN AKU TERUSKAN demi kau dan demi diriku sendiri....", jawabnya sambil memeluk tubuh orang yang begitu ia kasihi.





ia tata kembali langkahnya. hmmm.....apa lagi yang akan ia lakukan?????

menikmati senja besamanya

Kali ini aku ingin berjalan. Seorang diri saja. Ada kisah yg ingin ku bagi dg derap2 langkah yg gontai. Sampai aku sendiri tak sadar mata dan hidung merona. Angin ba'da asyhar yg romantis mengiringi...

Aku tak tahu sudah brapa lama berjalan. Jam5. Sudah jam5. Aku ingin cepat2 pulang. Ingin menatap langit jingga di teras rumah sederhanaku yg berhadap2n dg matahari terbenam di hamparan padi nan hijau.

"beca?" mang sidiq menawari

"tidak", jwb ku singkat

aku berharap dirumah meriah dg tawa adik2ku, manjanya ayah, dan senyum bunda tercinta. Aku ingin tergelam dlm kebersamaan drmh yg bocor sana sini kalau hujan datang. Tapi aku senang kalau toh hujan datang. Itu rezeki Allah yg dg nya pucuk2 batang dan biji2n tumbuh.

Beberapa langkah lg akan segera kulihat puisi yg plg indah itu, Keluarga.

Namun. . .
Sepi. Tak ada seorang pun disana. Aku masuk rumah. Merebahkan diri sebentar. Ku putar lagu rindu yg iwan fals dendangkan.

Aku du2k di teras. Sendiri saja. Ingin menikmati potret alam di senja yg mempesona.

"sendiri saja gadis?" sapa seorang bpk sambil du2k jg d teras rumahku

aku menengok sambil menjawab "ya" pd nya.

Asing. Aku tak pernah melihatnya sebelumnya.

"sudahlah gadis. . .bpk th apa yg kau rasakan. Bahagia kau gadis?"

aku diam. Memandang langit jingga yg indah di ufuk barat.

"dia pakai baju apa gadis?"

"putih",aku jwb smbl tetap memandang ke ufuk barat

"suka kau?"

"entahlah. Tdk th pak! Dia tersenyum sedikit padaku kala itu"

"aku kuntowijoyo" ia memperkenalkan diri lalu berkata lagi "maaf gadis bpk tdk bs menuliskan sesuatu untukmu. Waktuku telah habis untuk menggoreskan pena di atas daun lontar", pandangnya menerawang ke langit jingga

"apa masa muda bpk seperti kisah2 drunken?" tanyaku

"ah kau menggoda bpk rupanya gadis. . ." sambil tertawa ia jwb pertanyaanku

"suka kau dg pidi?"

"dia sering membuatku tersenyum tanpa beban pak. . .apa itu bs dibilang suka?"

"bgmn rasanya?"

"indah mungkin. . ."

"kamu ini aneh gadis. Indah tp kok mungkin"

"aku menunggu sesuatu pak. . ."

"apa?",kuntowijoyo bertanya pd ku. Menengok ke arahku smbil mengernyitkan dahi.

"sebentar pak. Aku mau matikan musik dulu. Baru aku jwb", kataku

"jangan. Biarkan saja. Bpk jg sdg rindu dg masa2 muda bpk", beliau mencegahku "jadi apa yg kau tunggu itu gadis?"

"bpk mau th? puisi indah buatan bpk",aku jwb.

"hahaha. . .",beliau tertawa "kau ini gadis! Senang sekali mencandai bpk. Tdk bisa. . ." katanya

"kenapa?"

"karena pena bpk sudah habis gadis"jwb beliau

aku diam. Sedih rasanya di senja ini mendengar jwb'n itu.

"kau mau puisi? Biar bpk carikan org yg pandai membuat puisi untukmu", beliau mengHiburku.

Aku tersenyum. "ah, bpk bisa saja. Kali ini bpk yg mencandaiku" kataku pd beliau

"gadis, sudah sore bpk mau kembali ke peraduan" beliau pamit "assalamu'alaikum"
sambil bangkit dr du2knya.

"wa'alaikum salam. Hati2 pak",aku pun berdiri dan melihat beliau berjalan makin jauh.

Aku kembali msk rmh. Kumatikan musik yg telah usai mengalunkan lagu rindu. Aku ambil sebuah buku. Di balik sampul buku itu dikatakan bahwa kuntowijoyo telah ada di dunia ketiga. "lalu td? Siapa? Benar kuntowijoyo?" aku tertegun. Tersenyum. Indahnya berbincang bersama beliau di penggal senja.

"ada tamu tadi?"ibu bertanya yg aku tak th kapan datangnya

dengan senyum ku jawab pertanyaan ibu.

"Ye, ni anak ditanya kok malah senyum", ibu protes

"susah untuk dijelaskan ibu ku tercinta. . . ", ucapku sambil ku peluk tubuh wanita yg kucintai.

TAMAT

penantian di ujung senja

Pesona jingga di ufuk barat rumah bocorku rupa-rupanya begitu membiusku. Kali ini kuntowijoyo tdk bertandang di teras rumahku. Aku pun sdg tdk berselera du2k di teras. memandang keluar dr jendela kamar itu yg kupilih sekarang. Adegan ini mengingatkanku dg kisah "card captor sakura" yg aku dan kedua sahabat kecilku sukai. Kalian sdg apa skrg? Aku menunggu kbr dari negeri para nabi yg kau jajaki. Aku jg menunggu kabar dr jawa tengah yg kau tempati...
Ada rindu yg menusuk sembilu kawan. . .aku ingin sekali memainkan permainan khas kita bertiga jika berjalan beriringan. Lihatlah kini. . .tidak ada lg yg membuka lembaran2 rahasia d sudut kamar. Tdk ada tawa lepas di hamparan sawah di bulan juni,september, dan desember.

Lalu ada nomer asing hinggap di ponselku. Berharap itu darimu. Tapi bukan!! Ini dari negri serumpun yg selalu berSelisih dg pertiwiku. Ah, org ini pandai sekali mendeteksi nomerku. Padahal, sudah 3 thn kuganti nomer ponsel lamaku. Aku tdk perlu berlama-lama berbincang dg orang ini. Segera ku matikan stelah berkilah dg alasan yg membenarkanku menyudahi obrolan membosankan ini.

Aku kembali teringat kepada dua kawanku itu. Tdk th kenapa rasanya dada ini penuh oleh mereka hari ini. Ada apa dg kalian?

". . .tiga orang sahabat .belajar di perguruan ninjutshu sbg murid ninja boy. Cita-citanya sungguh tinggi sekali apa pun dia hadapi. . .walau pun penuh bermacam rintangan tak gentar dlm hatinya. . ."
aku rindu menyanyikan lagu itu bersama kalian. Yg aku ingat kita begitu bersemangat mendendangkan'y ketika masih kanak2.

Tiga hari berlalu.
Ada nomer asing menghampiri ponsel hitamku lagi. Aku tahu ini pun nomer luar negeri. Aku pun tak yakin ini pangGilan dr kau kawan. Aku angkat. Sedikit malas karena msh ingin berselimut mimpi. Tp agaknya itu tlp penting. Panjang. . .tak kunjung usai. Aku pasrah. Ku angkat.

"hei, sdg apa se? Lama skali angkat tlp nya", suara kasar terdengar dr seberang sana

"di sini masih pagi buta. Mau apa?", ku jawab dg jengkel

"sudah, dengarkan saja ceritaku kali ini", ia memaksa dan aku lagi2 pasrah "hari ini aku tonjok muka bos ku yg menjengkelkan. Huh. . .kelakuanku ini membuatku dimaki habis2n", lani melanjutkan ceritanya

aku tertawa mendengar itu. Ia lanjutkan lg bicara, "bgm rencana study mu? Jd ke leiden university?"

"harusnya jadi", aku jwb singkat

kali ini aku tak bnyk bicara. Malas!! Lani yg lbh bnyk bicara.

"apa kbr dia?",kali ini kata2 nya sudah jauh dr amukan

"mona apa lisa?", tanyaku

"tak perlulah kau permalukan aku dg pertanyaan seperti itu. Tolong sampaikan padanya aku akan segera datang", bualannya mulai diluncurkan

"TIDAK!!" kataku "tdk mau aku turut campur untuk hal macam itu.

"telpon dr siapa. . . (ti2k maksudnya adalah panggilan sayang keluarga pd ku)", ibu bertanya agak berteriak. Rupa2y beliau th aku sdg asyik ngobrol.

"lani telpon bu. . .mau ngobrol nggak?", aku menawarkan ibu untuk berbincang dg lani.

"iya. . .iya kasih ke ibu", suara lani sdkt merengek. Memaksaku berjalan dan memberikan hp pd ibu

hp langsung saja ibu sambar. Akrab benar ibu dg lani. Aku cuma du2k dan menonton ibu yg larut dg lani. Biasalah. . .ibu tak lupa menyelipkan kebiasaan burukku dan Mengumbar keinginan2ku jg pd lani. Aku yakin mereka berdua senang mentertawakanku. Aku rebut kembali tlp dr ibu.

Kali ini ada kabar yg menyentak dr lani, "aku akan kirim formulirnya smg kau mendapati mimpimu. Ok? . . .sampai jumpa", ia tU2p tlpn.

Lani? Dia. . .
Aku tdk bs berkata-kata. Aku th maksudnya. Kau buat aku tersenyum seperti kata erros candra.

Lani membuatku menunggu. Kiriman darinya adalah mimpi2ku.

Sampai detik ini aku menunggu. Itu pula yg aku katakan pada kuntowijoyo, "aku sedang menunggu pak. . ."

Agak nya rinduku ini terobati. Malam ini datanglah kabar dr kawanku itu. Kabar mengenai skripsi yg membuatnya putus asa. Aku berpikir jangan2 ia ambil judul yg tak main2 yg dl pernah ia loNtarkan langsung padaku. Dia memang luar biasa. Tdk mau asal2an. Ingin benar2 berkarya.

Aku jd ingat saat Kita permainkan pemabuk. Membuat aku dan kau harus duduk lama dinasihati org tua kita.

Ingat. . .
Saat bolos les yg membosankan. Sampai Kita pulang malam sambil menunjuk bintang d langit. Tertawa. . .sambil betanya-tanya mengapa "ayumi bahagia mati di tangan kekasihnya makoto sisio yg dikuasai dendam? Kenapa dia berkata, "AKU BAHAGIA. AKU CINTA PADAMU" d akhir hayatnya?"
megumi yg malang. Itu yg bisa aku dan kau simpulkan waktu itu.

Dan aku menunggu pulang dg kegemilangan yg kau genggam. Aku pun akan menunggu kiriman dr lani. . .

"saling mendoakan", itu yg kau ucapkan saat aku dan kau terpaksa menyudahi kebersamaan kita selama ini.

bertahan menanti senja

Sinar mentari pagi ini bgitu mnyejukkan. Seperti biasa. Aku berdiri di dekat jendela kamar yg menghadap barat.Aku ingin mnatap senja sore ini.Berencana seperti itu untuk hari ini.

Pagi...
Kali ini aku tak bergegas segera pergi pagi2 krn sabtu kemarin itu aku telah mengucapkan kalimat perpisahan.Sedih memang tp,itulah KEPUTUSAN.Akhirnya aku mampu mendengar lg lagu2 alam yg didendangkan burung2 pencuri nasi kering dg santai.

ku ingat kembali saat aku keluar dari rumah seorang ustad yg d ruang tamunya berjubel tafsir, tumpukan hadist, dan buku2 ttg syiah dan sunni, serta macam2 buku lain'y yg aku dapati dg mengarahkan bola mataku di tiap sisinya. Aku katakan pada ustad ttg sebuah kejujuran hati, Perpisahan.

Sudahlah. . .aku yakin perpisahan ini tdk membuat luka makin melebar. Aku yakin benar. Lalu aku keluar rumah ustad yg fasih benar bacaan qur'an nya. Aku bingung. Harus tersenyum atau menitikan air mata saat itu. Aku berjalan beberapa meter dan tak ku sangka akan bertemu dg pak haris, guru ngajiku. Pahlawan yg amat baik. Beliau menghentikan motornya. Aku tahu beliau sedang sibuk krn bertanya pd ku "tempat foto copi terdekat ada dimana?". Beliau tanya kabarku, studiku, dan kawan2ku. Aku jelaskan kawan2ku sedang mengembara menuntut ilmu keluar dr kota udang. Akhirnya beliau berkata, "hari minggu datang ya? Ada acara seperti biasa!", aku tersenyum dan balik bertanya ttg seseorang. "mas nuah apa kbr pak? Dia msh jg menghafal Al Quran?"

"ya . . ." jwb beliau "datang kalau mau ketemu dg mas nuah"

"insyaallah pak. Duluan ya pak. . . ",aku menyudahi obrolan itu dg ucapan salam krn harus bergegas ke kampus.

Nampaknya minggu ini aku disuguhi untuk bertemu dg pahlawan2 hidupku. Aku menyesal mengapa tak lekas pulang hari itu. Saat guru TK ku datang kerumah. Aku hny mendengar cerita dr ibu, "td bu iya datang. Dari siang. Baru saja pulang saat km datang. Lama nungguin kamu"

"ibu iya?benar bu iya dtng krmh bu?", aku sdkt tdk percaya

"iya. Td bantu ibu masak malah",ibu menjelaskan

aku tdk beruntung waktu itu. Padahal aku rindu sekali padanya. Aku ingin memeluknya dan mengucapkan bnyk trimakasih krn bnyk menguji kesabarannya saat usiaku 4th. Semuanya msh aku ingat bu. . .
Ingatanku sangat bagus untuk hal2 yg istimewa.

Aku sudah tdk berdiri d dekat jendela kamar. Ku du2kan badan. Aku tersenyum getir mengingat kelakuan kanak2ku yg takut menyanyikan lagu menyedihkan, di pondok kecil. Bahkan jk didenkangkan bersamaan oleh seluruh anak satu kelas pun aku tetap merasa ketakutan. Aku selalu berharap bukan lg itu yg harus aku dan teman2 polosku nyanyikan. Namun nampaknya ibu iya terlampau senang dg lgu itu. Aku ikut bernyanyi. Saat itu aku du2k disamping ira. Pertama2 aku berdendang. Lama2 aku menangis sejadi-jadinya. Semua jd diam. Nyanyian terhenti. Semua pandangan tertuju pdku. Aku tdk bs menjelaskan apa yg aku rasakan wkt itu pd siapapun. Mungkin krn kapasitas kosa kata ku sbg anak 4th yg blm bs dg mudah membahasakan isi hati. Sampai sekarang aku hanya bs menghafal 3 baris kalimat awal lagu itu. Dan aku tetap bertahan tdk mau menyakikan atau mendengarkan lg itu. Aku tdk th apa alasannya.

Lalu. . .
Aku pun mengenang kejadian td siang. Menyaksikan pemuda dimaki habis2 oleh monster berkrudung akademisi. Kasian melihat pemuda yg aku kenal pemberani itu. Aku luncurkan kata2 dukungan sdikit pdnya. Ia bilang, "trimakasih",sambil tersenyum. Bagiku dia adalah org yg sangat bisa diandalkan. Datang tepat waktu saat tdk ada yg datang menawarkan diri untuk menolong shg aku dpt mengerjakan tgs2ku yg lain. Aku meluncur ke medan juang yg lain krn aku yakin pemuda td dpt menggantikan tugasku yg langsung ia pahami hny dg sdikit penjelasan. Sampai d tempat yg dituju. Berjumpa dg kawan2 perjuangan d medan lain. Slesai. Aku kabur lg krn hrs memenuhi tanggung jawab berikutnya. Aku tdk boleh telat. Ku selesaikan jg tanggung jwb itu. Akhirnya dpt menarik nafas panjang tp aku harus menempuh perjalanan panjang lg. Kali ini ad yg menemani. Seorang pejuang jg. Ia yg akan menemaniku pulang dua kali dlm satu pekan. Sampai akhirnya aku mengenal ia adalah sosok yg lembut dan tdk pernah ku lihat ia marah. Indahnya. . . .
Tiba2 hp berbunyi saat aku dan dia berada dlm suatu kendaraan yg penuh sesak. Tlp dr ibu. "lg d mana? Hujan. Mati lampu disini. Cpt pulang", ibu bilang

"ya. Sbentar lg sampai", lalu tlp mati.

Sepanjang jalan gelap. Dr kuburan gunung jati jauh sampai ke utara lagi. Aku tertegun melihat ayah telah menantiku. Menjemputku pulang krn jalan masuk gang rumah memang jauh. Aku du2k di belakangnya. Hujan tetap saja lebat. Aku basah kuyup. Ayah tdk basahlah krn pakai jas hujan.

Ah, ayah. . .kau sering memberikan kejutan. Dlm perjalanan aku jd ingat saat kau antar dan menungguiku belajar ngaji pd pak haris. Walau dulu aku msh kecil tp aku th kau lelah. Aku ingin kau istirahat drmh sja. Aku buat diriku cepat bljr ngaji. Langsung jilid3 dlm waktu 1bulan yg membuat kau tersenyum pdku sambil kau kayuh sepeda penuh korosi.

tga kurnia di senja yang tak merona

Kelas 1smp,1C. Keadaan kelas begitu hiruk pikuk. Terlihat kawan2 kelas asyik dg aktivitasnya masing2. Ribut. Maklumlah ini waktu istirahat.

Aku memilih merapat dg lisa dan kawan2y. Sebenarnya aku sm sekali tdk tertarik dg obrolan mrk. Aku lbh tertarik dg majalah yg mrk bwa. Aku ikut melongok pd majalah itu. Mengamati lembar2y. Begitu asyik mrk dg gambar dan berita artis remaja yg populer pd masa itu. Aku ambil lembaran yg mereka kucilkan bgitu sja. Itulah lembaran yg membuatku tertarik ada d skeliling mrk. Aku bilang, "lisa pinjem lembaran yg ini ya? Aku bwa k meja ku. Mau kubaca disana. Tll brisik disini"

"lihat yg mana?", sambil mengecek lembaran yg kupegang "oh, yg itu bwa aja. Bwt km jg blh"

aku tersenyum menerima kbaikan'y yg lbh terlihat mencemooh sbenarnya. Aku berjalan membawa lembaran majalah itu. Berniat mencari org yg bs kujadikan sahabat pena. Berderet-deret nama yg mengiklankan dirinya bahwa mrk sdg mencari shbt pena. Mataku tertuju pd nama KURNIA. Aku tertarik dg profilnya yg sangat singkat. ku catat alamatnya. Ia tinggal d banda neira. Kota yg asing bagiku wkt itu. Dan d lembaran itu masih sempat ku baca artikel ttg rusa kloning pertama yg hingga kini masih ku rawat dg baik dan menjadi salah satu kumpulan artikel pribadiku.

Mulailah aku layangkan surat pertama pd KURNIA. Ia balas surat2ku. Begitulah hubungan itu berlanjut hingga kini. Hampir 10th aku menjalin persahabatan dg nya. Dlm surat2 itu ia critakan bnyk ttg banda neira. Ttg bung hatta,wakil presiden RI yg pertama, dan ttg buku2 bung hatta yg msh tertinggal d banda neira. Dlm salah satu suratnya ia pnh berkata, "senja d banda neira begitu memukau. Aku ingin kau berkunjung kesini. Aku ingin mengajakmu melihat mentari yg tenggelam dan dihiasi dg dua buah gunung seperti yg terlihat di uang seribuan"
kalimat yg sedikit itu yg membuatku jd ingin berkunjung ke banda neira. Kecintaanku pd waktu senja membuatku ingin menatap potret senja disana.

KURNIA dua thn lbh tua dariku. Jk bertemu dg nya nnt yg akan ku tny pertama kali adalah, "apa jenis kelaminmu?", krn hingga detik ini ia tak jg memberitahu apa jenis kelamin'y.

Kelas dua smp aku dpt teman du2k yg kt kawan2 ia adalah org yg sangat cerdas, pendiam, pelit, dan sok th yg ternyata memiliki nama yg sm dg kawan penaku, KURNIA. Untuk KURNIA yg ini jelaslah aku th dia perempuan. Dia sangat cerdas itu benar. Pelit?ya, dia pelit diconteki tp itu tak masalah bg ku. Sifat Sok th nyalah yg agak sedikit menjengkelkan.

Aku merasa nyaman du2k dg nya. Msh ku ingat benar perdebatan2 panjang kami ttg pelajaran atau hal2 tertentu yg tak cpt usai. Makiannya saat ulanganku satu angka dibawahnya tp,makian itu msh dpt ku balas kadang2 saat nilai ulanganku ada d atasnya. Tak pelak aku sll tak bs menyainginya. Dia yg sll jd juara umum dan aku ada tepat di bwh KURNIA. Kolaborasi antara aku dan nia terlihat begitu ko2h. Kt memang rival tp dia tetap bs menjadi shbt terbaik yg kutemui saat smp. Hingga kini dia msh sering menelfonku berjam2. Menceritakan ttg bnyk hal yg dia alami spt saat2 smp dulu.Sifat pendiamnya membuatnya sering tak bs mengekspResikan diri mk ku buat strategi merubahnya bs tertawa, kesal,atau apa sja. Yg jelas aku sangat brusaha keras membuat dia bisa mengeksPesikan apa yg dia rasa hingga kawan2 blg pdku "km apakan nia sampai brubah spt itu? Dia jd ancur bgt gra2 temenan sm km",
kt2 itu membuatku diam. Tertunduk!! Aku mrasa sangat bersalah pd nia. Tp KURNIA meyakinkanku bhw dia sngt bahagia bersahaBat dgku. Dia memang shbt yg baik.

Di perguruan tinggi aku pun mendapat shbt baik, tepatnya saudara seperjuangan yg jg bernama KURNIA. Untuk KURNIA yg satu ini aku merasakan hal yg berbeda. Dia cerdas, pandai, dan sangat cinta pd rosulullah. Bnyk cerita yg membuatku tak bs melupakannya. Bnyk kejadian yg membuatku sering merindukannya. Perjalanan kami dilewati begitu romantis akhir2 ini. Dan cerita2 antara aku dg nya sering terjadi saat senja tiba.

Itulah tiga KURNIA yg kumiliki. KURNIA yg memberi warna jingga di salah satu sudut hati.

Lalu. . .
Aku sempat diberi pinjaman buku dr seorang demonstran mengenai muh.hatta. Aku jelas2 tertarik dg buku itu krn KURNIA yg srg mengisahkan hatta. Dlm biografi hatta itulah aku jd sdkt mahir mendeskripsikan banda neira lbh sempurna dr sblm nya.Hingga aku berkenalan dg LEIDEN UNIVERSITY disana.

KURNIA menyeretku begitu jauh dr banda neira,kota pengasingan sampai ke leiden university, tempat ditemukannya manuskrip einstein dan universitas tertua di Belanda.

KURNIA kini sdg menempuh thn pertamanya studi S2 d universitas indonesia. Kadang aku menghitung peluang kemungkinan aku dan KURNIA bertemu di jakarta krn aku pun berencana akan hinggap disana beberapa waktu setelah studiku tuntas. Jika liburan tiba maka aku akan ikut berlibur ke banda neira dg KURNIA.

Lucu jg mengingat saat surat2 pertama datang dr nya.Surat untUkku itu sll sja nyasar.Maklumlah faktor nama yg sm pnyebab'y.

Tiga KURNIA yg tertulis sama namun tiap KURNIA memiliki makna masing2 d hatiku

dari macan ali untuk perempuan unswagati

Macan ali tetap terpaku. Ia setia mendekam diterpa panas dan hujan hanya untuk menyaksikan pemuda-pemudi bangsa dalam memperkaya dirinya dg balutan ilmu di ruang-ruang sempit yg bertaburan cahaya. Pandangnya lurus tepat menghadap jalan pemuda memandang mahasiswa masuk dalam kampus swadaya gunungjati namun, rupanya macan ali tak jua lupa akan separuh jiwanya yg terletak di sebuah jalan perjuangan. Kali ini ia terlihat begitu mtturung. Bukan! Bukan karena tak terurus tapi....krn letih menyaksikan para pencetak generasi mendatang yang singgah empat tahunan di tempat yg ia jaga itu,PEREMPUAN.

Satu tahun yg lalu, satu bulan yg lalu, satu minggu yg lalu, satu hari yg lalu, bahkan sampai hari ini pemandangan ini makin menggiurkannya untuk memangsa betis yg terlihat penuh dg dagin. Asal kalian th ia, macan ali tak senang menyantap daging kalian. Ia lbh suka daging ayan. Friendchicken lah...
Td malam, macan ali datang padaku. Ia tumpahkan segala kekesalannya yg tak tertahan lg stelah skian lama ia pendam, "makin hari aku makin geram.ada apa dg perempuan UNSWAGATIku?tiap hari aku makin srg melihat kain ketat membalut tubuh perempuan. Makin sering aku menyaksikan rok mini bertaburan. Makin jemu aku menyaksikan punggung dan pusar yg tercecer begitu sj.knp kalian ini,wahai perempuan?apa kalian bgt pelit untuk menambah bbrapa meter kain lg agar pantas kalian kenakan?kalian ingin d blg cantik, iya?norak sekali jika begitu!", kata macan ali marah sambil meneteskan butiran air mata.

Aku mencoba menjadi pendengar yg baik dan ku branikan diri bertanya padanya, "apa yg kau inginkan macan ali?aku ini perempuan. Aku pun mahasiswi unswagati. Tlg beritahu km jk kami ini terlihat begitu bodoh dimatamu. Mungkin aku dan kawan-kawan mahasiswiku harus mengoreksi diri. Aku yakin kawan-kawanku itu masih cukup memiliki nurani untuk mendekat pada nilai-nilai agama dan moral. Kumohon katakan padaku agar aku dapat menyampaikan pesan darimu, macan ali. . .katakan dengan sejujurnya. Biar sakit tak apa jika itulah yang terbaik untuk perempuan unswagati. Insyaallah aku akan menyampaikan kata-katamu pada mereka",ku katakan semua itu dengan muka yg sangat tertunduk karena malu yang tak tertahan.

"aku tak meminta banyak dari kalian. Aku hanya ingin kalian kenakan busana yang pantas dan layak untuk seorang intelektual perempuan seperti kalian. Longgarkan kain yang ketat itu, panjangkan rok mini kalian, dan tutup punggung serta pusar kalian. Itu saja. Aku pikir kalian akan terlihat lebih cantik dan lebih memiliki harga diri dengan balutan busana yang sopan. Aku pun tahu kalian paham kalam Robb untuk kalian,perempuan. Tak perlu meniru-niru artis jebolan Hollywood. Aku yakin kalian punya prinsip. Inilah bentuk cintaku pada perempuan unswagatiku. Sampaikan pada kawan-kawanmu bahwa aku sangat mencintai mereka semua. Inilah bentuk perhatianku pada mereka", macan ali mengutarakan semua harapannya untuk mahasiswi unswagati lalu ia berkata lagi, "aku yakin kalian akan berubah. Aku akan menyaksikan perubahan kalian dari sini. Dari depan kampus yang selalu ku jaga. Agar pemuda dan perjuangan terlihat lebih anggun dengan keberadaan kalian," setelah mengatakan itu ia langsung bergegas kembali ke tempatnya. Menjaga unswagati, itulah pekerjaan yang amat ia cintai.

Kawan. . .maukah kalian mengabulkan permintaan macan ali itu? Aku tak ingin kita, perempuan terlihat begitu norak di matanya. Mari sedikit demi sedikit mencoba sarannya

seberkas senja pengantar malam

Aku kesal harus keluar malam2 hny untuk membeli susu.Kesal tp tetap sj aku lakukan.Bkn krn ingin beli tp harus beli.Sebelum pergi aku tny pd smua org d rmh,"mau d belikan apa?" lalu daftar makanan yg harus ku beli langsung berjejer.

21.30 tepat aku keluar rmh sendirian.Sepi. Sangat sepi.D jalanan nyaris tak ada org.Yg tersisa hny lah anjing2 milik penduduk yg berkeliaran mlm hari, penjaga konter dan tentu saja penjaga warung tempat aku membeli susu.

"Ah, sial! rumah itu ramai dg pemabuk", aku mengeluh dlm hati. Walau pun aku sangat yakin pemabuk2 itu tdk akan melakukan apa2 pd ku tp aku sangat malas melihat mereka.Maka saat aku harus melintasi kerumunan pemabuk lengkap dg kartu remi dan musik kencang aku, melihat ke atas langit atau menatap lurus kedepan mengalihkan pandangan dr mrk. Tepat dugaanku.Salah satu dr mereka menyapa aku, "gadis mau kemana malam2?"

sudahlah. Aku terlalu mahir menghadapi mrk, "biasa mas belanja. Duluan mz". Aku jwb dg nada yg akrab.

Keamananku pasti terjamin. Krn pemabuk dan pereman macam mrk pny kesolidan kelompok yg luar biasa. Aku sering pny pengalaman bnyk dg mrk. Ya,saat plg tll malam dr aktivitas kampus mk mrk yg akan mengawalku tepat sampai d depan pintu rmh. Jk ibu atau bpk sdh membukakan pintu untukku mk mrk langsung prg. Ibu atau bpk sll blg, "trimakasih" pd mrk kl itu terjadi. Dan para pemabuk itu msh mampu menjawab, "sama2". Rasanya aku di kawal pengawal secara cuma-cuma. Trakhir kali hal itu terjadi saat aku hrs plg tengah malam saat penghitungan suara pilpresma 09.

Melihat mrk aku jd ingat kejadian td pagi saat aku berangkat kuliah dan bertemu dg preman yg kata org2 paling sangar. Tangan preman itu penuh dg tato. Rambut gondrong d kepang d belakang. Ia menyapaku, "brangkat kuliah gadis?"

"iya mz anton", aku jwb dg nada bersahabat. Ju2r saja dia tdk pnh berkata kasar kpd ku. Aku cukup akrab dg nya. Saat SMP aku sering ngobrol atau bercanda dg nya. Kini kepremanannya telah d makan usia. Menurutku wajahnya kini tak memperlihatkan kesangaran. Umurnya skitar 37an skrg. Jk bertemu dg nya dia sll bertanya ttg janda tua yg rmh nya tak jauh dr rmh ku, "gmn kbr bu niti? Sehat tdk gadis?". Itu adalah pertanyaan yg sll ia katakan jk bertemu dg ku. Tetap saja dia adalah org yg memiliki rasa kasih sayang kawan. Dan aku tak akan menilai sangat buruk thdp mz anton. Sampai akhirnya aku th skrg dia bekerja d salah satu bengkel yg terdapat d jalan cipto. Aku srg melihatnya bekerja saat aku lalui jalan menuju kampusku. Aku senang kalau melihatnya. Setidaknya aku dpt tersenyum dg perubahannya.

Aku sampai jg d warung yg kutuju. Aku beli apa2 yg hrs aku beli dan langsung bergegas pergi stelah sdikit basa-basi.

"udah blanjanya?",sapa mereka lg saat aku hrs lewat jalan itu lg.

"beres bos!",aku jwb.

Aku tdk ingin merusak malamku. Aku rasa malam ini indah dg langit yg cerah dan bulan yg cantik walau bintang pelit bertaburan. Inilah Kuasa Robb Penguasa Alam.

Aku berjalan pulang dg belanjaan d tangan. Berjalan sendiri seperti itu rasanya sangat menenangkan dan menyenangkan. Itulah sebabnya aku lbh suka pergi ke toko2 buku atau melihat apa pun yg ingin aku lihat sendirian krn mengajak org lain yg tdk satu selera kadang sangat merusak suasana. Dan aku muak jk terganggu.

Aku jd terkenang akan keberuntungan seorang bocah SMA yg kena palak pereman. Ketika anak itu sdg d desak untuk memberikan harta yg ia bawa d pojok toserba aku turun dr angkot tepat d depan mereka. Preman itu serba salah melihatku. Tentu saja aku kenal betul dg preman itu. Sejurus kemudian ia kembalikan dompet anak SMA td. Aku tetap berdiri disitu. Aku menunggu preman itu melepas anak SMA yg berdiri d sampingnya dg muka yg sangat ketakutan dan membuatnya terlihat tak enak d pandang. Dan benar dia disuruh pergi oleh preman itu. Nama preman itu tepat nya aku tak th syp tp aku serig mendengar dia dipanggil doko oleh kawan2y.
Sblm prg belanja td ada sempat anak tetangga yg datang kerumah untuk belajar matematika. Kami mempelajari persamaan garis yg menyita waktu 2jam krn dia tak paham operasi antara bilangan positif dan negatif. Aku pikir dia terseok-seok mengikuti bab ini d sekolah krn nya aku akan sangat senang jk dia tak segan2 datang lg. Akan ku buang jauh2 jk kelelahan datang menghujam ragaku. Aku ingin dia paham dan bisa. Itu saja.

Ketika aku masuk rumah jam sdh menunjukkan pukul 22.00. Aku baca bk yg ingin ku baca atau membuka puisi yg aku suka sbg pengusir lelah sambil santai, membuka akun fb, berkirim surat elektronik dg kawan2ku, dan sama sekali tdk memposting tulisan2 baruku d blog enam bulan ini. Aku melakukan semua itu dan tdk th knp perutku tiba2 sangat lapar.

Jam 24.00 aku minum segelas susu hangat dan tdk berani minum kopi krn tubuhku sangat reaktif dg kopi. Jk aku paksa minum kopi maka pasti aku tak akan tdr semalaman.Dan kawan2 kuliah, cool in near akan bertanya, "td mlm tdr brp jam?" jk mataku berkantung. Pertanyaan pertemanan yg manis. Tp mataku tetap berkantung jd mrk tdk lg bertanya. Bosan mungkin.

merindumu

Magrib bermandi cahaya di cordova. Yang di dalamnya terdapat pemuda-pemuda gegap gempita menerawang langit dengan teropong-teropong canggih dan musabaqoh matematika tingkat tinggi berserakan di tiap jengkal kota bagi prajurit-prajurit masa depan, persis saat yang sama Paris dan London masih dipenuhi oleh penguasa zalim pemangsa gelang dan kalung jimat dalam sistem tubuh mereka di tengah rawa dan hutan belukar.

ISLAM. . .

ISLAM. . .

Rahmatan lil'alamin. . .

Allah yang begitu cinta pada kita memberikan karunia monumentalNya pada manusia ini. . .

Yang hingga kini namanya selalu disebut dalam shalat-shalat kita. . .

Yang hingga kini sentuhan dakwahnya masih terukir di benak kita. . .

Yang begitu indah perangainya. Yang begitu santun kata-katanya. Yang begitu menggetarkan nasihatnya. Ah, aku tak bisa melukiskan semua itu, wahai suri tauladan umat. . .

Ya Rosulullah, aku rindu padamu.
Ya Rosulullah, kami rindu padamu.

Engkaulah sang IDOLA yang tak kan tergantikan dengan artis-artis murahan atau tokoh-tokoh yang penuh kepalsuan. . .

Sungguh beruntung generasi awal islam yang bisa mereguk nikmatnya RAMADHAN bersamamu. . .
Ramadhan yang kita nantikan sebagai bulan penuh tarbiyah dan muhasabah diri. Di bulan ramadhan bangsa kita pun merdeka. Sungguh penuh berkah. . .

MUHAMMAD,
baik budinya. . .
jujur katanya. . .
santun perangainya. . .
dia teladan bagi kita semua sebagai karuni yang diberikan ALLAH bagi semua. . .

untuk COOL IN NEAR bagian 1

senja ini aku pulang setelah menyudahi kuliah analisis kompleks dengan seorang doktor. kuliah satu jam setengah itu membuatku merdeka dari perasaan kehilangan. aku bertanya-tanya pada diriku sendiri tapu, " hey...belum juga aku mengerti apa yang sedang kurasakan. tak seperti biasanya. hey...mungkin semua karenamu sudah tak bisa kunikmati saat kau tak bersamaku. seandainya saja aku bisa katakan jangan kau tinggalkan. saat ini ku ragu bisakah ku nikmati semua tanpamu...," begitulah ipank berdendang dalam lagunya yang berjudul hey yang aku dengar dari HP ku. aku melankolis sekali jadinya.

Rasa melankolis itu hilang sudah saat aku teringat kejadian hari itu. aku tersenyum bahkan tertawadengan kawan-kawan COOL IN NEAR. kita memang tiada duanya jika telah berkelakar. ada saja yang membuat hari-hari kita penuh keriangan. keunikan kami masing-masing membuat dunia kami penuh warna. aku sangat dekat dengan mereka. dekat dengan keluarga mereka semua. saling berkunjung tepatnya.

di sela-sela kami menyimak dosen yang menerangkan meteri kuliah kami, bercanda tentang absen kuliah. kami duduk bergerombol hari itu. dan memang sering seperti itu. sayang abdu duduk jauh dari kami. dia sedang patah hati, Grae menjelaskan keadaan abdu padaku saat menunggu jam kuliah sambil minum es pengusir dahaga. maklumlah cirebon sangat panas. grae, rahma, pita, izul (anak band yang sibuk manggung sana sini dengan bayaran profesional tentunya. akhirnya jadi bagian dari COOL IN NEAR juga) dan aku. kami banyak bercerita tentang apa-apa yang terjadi pada teman-teman COOL IN NEAR. salh satunya tentang kesedihan abdu dan loncat ke pembicaraan mengenai skripsi yang akan kita rancang. aku pun tidak tahu kapan pertama kalinya izul bisa berkelakar dengan kami selain dengan pita. walaupun izul anak band tapi dia tetapkuliah. ambil kelas malam. siang sibuk menyalurkan hobinya untuk menghibur orang-orang yang ingin makan dengan iringan live music. calon sarjana yang ahli di bidang pemrograman komputer. kami pun sempat mentertawakan izul mengenai introgasi yang dilakukan oleh sebuah keluarga yang menanyakan padanya tentang kesiapannya menikah. keluarga itu mendesak, " dua kali gaji kamu nikah". aku bilang padanya, " zul, kayanya kejadian itu perlu di rew dan harus ada yang merekam biar kita semua bisa tertawa melihat mimik muka kamu yang cuma bisa bilang ya... ya.... dan ya...." agaknya tanpa ada yang merekam pun kami seuah mentertawakan kejadian yang menimpa izul sampai akhirnya pergi. dia memang tidak satu kampus dengan kami.

saat ada di kelas itulah kami bercanda tentang absen kuliah. grae adalah pengabsen kelas kami. dia memang amanah. walaupun teman dekat bahkan yang paling dekat denganya sekalipun jika tidak asuk kuliah maka siap-siap saja tanda silang mengganti tannda tangan kita. kali ini permana main curang. ia menandatangani daftar hadir hakim yang jelas-jelas kabur kuliah yang tak jelas alasannya. " dih... kok hakim ditandatangani si? dia kan nggak masuk!! permana kamu ya yang di titipin tanda tangan?" Grae nprotes

"gak papa si Grae, gak enak ni di titipin. lagian juga teman sendiri ini!!" permana merajuk
"gak mau...." Grae tetap teguh pendirian untuk menolak rajukan permana
"ih....iya, jangan tahu!!! kasian Grae nanti di akhirat. nanti dia masuk neraka cuma gara-gara absen. gara-gara absennya hakim," riani berkesimpulan
"iya...nanti aku masuk neraka. kan gak mau masuk neraka cuma gara-gara absen," grae ikut menimpali dengan ekspresi yang kena banget. kita semua yang mendengar tertawa. muka permana berubah dan ikut tertawa juga.

itulah grae yang amanah walaupun hakim anggota COOL IN NEAR juga tapi bukan berarti ada perlakuan khusus untuk teman sendiri. ya, tidak seperti hukum di negeri kita yang tebang pilih. kita adalah pemuda pecinta keadilan. hehehe..........

aku jadi teringat saat pertama kami bertemu dengan kesan pertama yang sangat kontradiksi dengan himpunan keakraban kita detik ini. aku, rahma, lina, riani, grae punya satu kesan sama tentang pita. aku dan rahma dulu melebeli pita dengan "cewe menyebalkan" saat melihatnya di awal-awal. lina dan riani punya kesan, " kucing garong " gara-gara waktu P2F dia sering sekali ribut tebtang lagu kucing garong. dan grae punya kesan, "orang yang yang menyebalkan saat kemah bakti sosial" pada pita. dan kami kentertawakan kesan kami pada karena sekarang kami malah sangat dekat dengannya. aku suka urab buatan pita. kalu acara kumpul di rumah pita tak lupa kau pesan dia buat urab walaupun kadang permintaan ku itu tidak di kabulkan. (buatin dong!! bawa ke kampus aja sekalian. he3x...)

awalnya kami hanya terdiri dari pita, devia, grae, rahma, riani, lina, azhar, gogon, dan permana tapi, rupanya kami terlihat sangat menarik untuk dijadikan teman. masuklah hakim kemudian disusul dengan abdu dan tino. aku senang sekali bisa berteman dengan mereka. banyak kisah yang membuat kita tertawa, kesal atau bahkan membuat air mata menetes. seru!!!! sangat beruntung bisa di pertemukan dengan mereka di kelas D. membuat belajar matematika terasa indah karena gaya belajar kami yang hampir sama. terlihat sangat tidak serius jika kami berada di kelas. mengajak dosen tertawa juga kadang. dosen-dosen muda sangat dekat dengan kami. maklumlah kami ini pandai memikat hati agar orang senang berbincang dengan kami. hasilnya, beruntunglah kalian yang mendapat dosen pembimbing muda saat PPL karena sudah akrab dengan kita.

aku akan menuliskan kisah kita ini. ini tidak sempat terfikir sebelumnya jika grae tidak meminta hal ini padaku. aku akan melanjutkan tulisan tentang petualangan COOL IN NEAR yang penuh warna. akan ku ceritakan tentang kalian semua. tentang karakter kalian yang aku tahu. tapi kalian harus membantuku karena dataku mengenai kalian sangat minim. mohon maklum aku termasuk yang sering absen kumpul karena ada prioritas yang lebih besar dari pada berkumpul dan tertawa-tawa dengan kalian. bukan!!! bukan berarti aku menganggap kalian tidak berarti di mataku. kalian pasti mengerti apa alasannya tanpa aku jelaskan banyak-banyak. kalian akan tetap ada di bagian hatiku karena kalian kadang lebih tahu tentang aku daripada orang lain dan aku suka jika kalian mengkritikku habis-habisan. gaya mengkritik khas kita sangat aku sukai. kritik yang menancap tepat sasaran tapi kita terima dengan tawa riang mengikuti. agaknya kita sudah paham betul karakter masing-masing sehingga jika kritik itu mendarat maka yang terkena kritik pun akan tertawa karena sadar betul ia seperti itu.

kuliah berakhir saat senja tiba. aku pulang naik angkot dan di waktu-waktu itu angkot sepi penumpang. suasana yang sangat pas untuk menuliskan tentang kalian sambil duduk di ujung kursi dan memandang keluar jendla sekali-kali.

Rona Senja di Rusia

Aku tidak terlalu tepesona pada mawar. Entah mengapa pesona kembang tatar lebih membiusku dari pada mawar. Mawar dan tatar sama-sama berduri tapi, ada banyak yang membedakan. Mawar terlihat begitu cengeng karena keberadaannya di rumah-rumah sebagai pemanis halaman.
Hari ini aku pergi ke Rusia hanya untuk mencari Leo Tolstoy dalam “war and Piece” atau “anna Karenina”. Saat dalam perjalanan aku melihat sekelompok semak duri berbunga merah darah di dalam sebuah parit yang di Rusia disebut sebagai semak “tatar”.
Aku sama sekali tak akan mengambil kembang tatar karena aku tahu benar bahwa itu akan sangat sulitdilakukan: bukan saja aku tertusuk duri dari segala sisi, bahkan menembus sapu tangan yang aku balutkan pada tanganku, tapi tanaman itu juga sangat liat sehingga aku harus berkutat lama untuk memutus seratnya satu demi satu.
Aku sangat takjub pada kembang tatar. Bagiku tatr menyimbolkan “BETAPA KERASNYA IA BERTAHAN, DAN BETAPA MAHALNYA IA MENGHARGAI HIDUPNYA”. Itulah pelajaran yang aku peroleh saat melakukan perjalanan di Rusia. Disana aku pun sempat melihat “campanula” ungu dan putih yang mirip bunga tulip.
Melihat pemandangan ini di Rusia membuatku ingin tetap terpaku sampai aku sangat lelah. Tapi….aku ini orang Indonesia. Aku harus segera pulang ke Indonesia karena puisi terindah di pesisir tanah Cirebon selalu aku rindukan. Ingin cepat-cepat sampai di rumah untuk duduk di teras rumah yang dironai warna kemerahan di waktu senja sambil berbincang dengan kuntoeijoyo.
Aku harus berlama-lama ada di rumah untuk membaca puisi-puisi indah disana karena aku akan pergi dari rumah untuk bertemu dengan kurnia di Ibu Kota, Jakarta selama dua tahunan. Pasti aku akan sangat merindukan rumah bocorku itu.
Kota metropolitan yang konvergen dan tersedia ketakterhinggaan makna hidup menambah kumpulan asa menjadi himpunan keinginan. Hidup disana seperti fungsi y = x yang arahnya bisa saja dari atas ke bawah atau dari bawah ke atas.
Sore ini aku akan pulang ke Indonesia…tanah airku….aku jadi teringat dengan Umair yang suka dengan warna putih. Ingat dengan pertanyaan bapak di rumah, “ kenapa pilih ke Jakarta bukan Bandung atau Yogyakarta Gadis? ”
Aku hanya diam dan berkata dalm hati, “ aku juga ingin ke Yogyakarta tapi nanti Pak setelah Umair memberikan senyumannya hanya untukku. Aku akan berjalan-jalan saat senja bersamanya dan berkunjung ke Candi Boko. Makan malam di restoran dekat Candi Boko yang ada di tempat tinggi sehingga aku dan dia bisa melihat dengan jelas kota Jogja dari atas. Setelah itu kita langsung pergi ke Prambanan untuk menonton pertunjukan sendratari Ramayana dari dua versi, Indonesia dan Thailand. Lalu aku dan Umair berjalan pulang sambil bergandengan tangan “
“ Bapak hanya pesan kamu jaga diri baik-baik Gadis!! “, ujar Bapak teduh
Aku sudah berada di pesawat. Aku lihat Rusia dari atas awan. Aku pulang……
Di dalam pesawat, kelas eksekutif yang membuatku begitu nyaman. Anna Karenina begitu berbaik hati meberikan tiket kelas eksekutif untukku. Dia bilang, “ aku ingin perjalanan pulangmu dapat kau alami dengan senyaman mungkin Gadis agar kau tak jera datang kembali menemuiku di Rusia.”
“ ah, kau ini Anna…kau adalah sahabat baikku. Tentu saja aku akan senang membantumu. Jika kau memerlukan bantuanku. Jangan enggan mengatakannya padaku, “ aku katakan begitu padanya saat perpisahan kami di moskow sambil memeluk tubuhnya yang wangi.
Aku senderkan kepala di kursi. Memposisikan tubuh senyaman mungkin. Aku pejamkan mata. Aku membiarkan diriku ternbang meninggalkan pesawat. Jauh berkelana menembus negeri yang aku sendirilah pembuat skenarionya. Terserah padaku aku menjadi putri paling bahagia atau ratu paling berkuasa. Tak ada yang mengganggu. Tak ada yang mengusik. Semuanya terserah padaku saja. Aku sudah persiapkan semuanya sesempurna mungkin. Bahkan pramugari yang jelita pun tak kan kubiarkan mengusik perjalanan jauhku, “miss can you help me?”, aku memancing perbincangan dengan pramugari yang paling jelita di antara yang lainnya.
“yes, what can I do for you?”, dia menawarkan apa yang aku inginkan dengan sangat santun. Entahlah dia mengatakan itu dengan tulus atau sekedar memenuhi tanggung jawab pekerjaannya yang memang harus memperlakukan aku dan semua penumpang pesawat seperti itu.
Aku jelaskan apa-apa yang harus ia perlakukan terhadapku. Yang pasti aku tidak mau diganggu oleh tawaran-tawarannya untuk meminum soft drink, copi, makan, atau apa saja.
“ ok miss. I will do what you want”, katanya tetap ramah lalu pergi dari hadapanku.
Setelah percakapan dengan pramugari tuntas aku langsung memulai pengembaraanku. Aku pejamkan mata sambil perpikir. Aku ingin melihat ia yang memakai baju putih. Lama tak kunjung terlihat senyumnya yang begitu aku rindukan. Aku meronta. Aku sangat merindukan dia. Kenapa aku tak bisa melihatnya? Aku ingin melihatnya sebebtar saja. Aku memohon entah pada siapa. Aku bingung harus minta tolong pada siapa agar aku dapat memandang senyumannya. Lalu aku melihat seseorang berdiri membelakangiku. Aku mengenal postur tubuh itu. Orang itu lalu berbalik melihat ke arahku.
“ kau tak pantas melihat senyumannya Gadis! “ ucap laki-laki itu.
Kenapa? Kenapa kuntowijoyo yang datang menghampiriku? Kemana ia yang memakai baju putih itu? Sudah pergi meninggalkan akukah?....
“ kenapa bapak yang ada di sini? Lalu kenapa bapak berkata aku tidak pantas melihat senyumnya? “ aku memberondong pertanyaan pada kuntowijoyo.
“ lihat dirimu Gadis. Lihat denga jelas. Apa harus juga bapak katakana semuanya dan membuatmu menangis semalaman? “ kuntowijoyo nanar menatapku
Aku diam. Tak berani lagi berkata apapun. “ sudah pak. Aku tahu diri. Aku tidak ingin bapak menjelaskan semuanya. Diamku pun sudah menusuk sembilu. Aku tidak akan berusaha memaksa diriku memandang senyumnya “, aku mengatakan itu dengan air mata yang tiba-tiba meleleh begitu saja tanpa kusadari. Aku terlihat sangat berantakan. Aku begitu terlihat bodoh. Apa yang terjadi denganku ini sebenarnya?......
Kuntowijoyo kembali berkata. Ia menenangkanku yang begitu kacau, “ Gadis…betapa bapak sangat menyayangimu. Bapak percaya kau gadis yang tabah dan kuat. Gadis…. kau gadis kebanggaan bapak. Bapak ingin kau bukan hanya melihat senyuman si baju putih itu tapi, bapak ingin kau juga ikut tersenyum saat kau memandangnya. Jika kau hanya menyaksikan dia tersenyum dam membuatmu ngilu maka urungkan saja.”
Aku semakin terisak sejadi-jadinya mendengar kuntowijoyo yang begitu arif dan mengeti keadaanku, “ pak…bisakah bapak cerita apa saja padaku? Apa saja yang membuat air mata hilang dari mataku. Aku tidak mau saat aku tiba di Indonesia ibu dan bapak melihat mataku sembab “
Kuntowijoyo tersenyum padaku, “ tanpa kau minta bapak akan melakukan itu Gadis….”
Aku usap air mata dan menegar-negarkan diri, “ bapak mau menceritakan apa padaku? “
“ bagaimana kalau tentang cinta? “ beliau menawarkan
“ jangan pak!! Aku tidak mau. Nanti aku malah jadi semakin merana. Yang lain saja “, aku menolak dengan nada canda dan begitu dimengerti oleh Kuntowijoyo.
“ baiklah… bapak bacakan puisi saja. Bagaimana? “, beliau menawarkan disertai anggukan dariku “ ini puisi bukan bapak yang membuatnya. Bapak hanya bacakan saja untukmu. Bapak hafal benar puisi ini, Komik Strip, 1 “, beliau melanjutkan.
Kuntowijoyo langsung membacakan puisi dengan penuh penghayatan untuk seorang gadis desa yang entah bagaimana bisa sampai di Rusia.
Komik Strip, 1
“ Lupakan aku, “ katamu dengan suara pipih dan lembab
di bingkai pertama, balon percakapan
itu tiba-tiba pecah dan menghambur kabut,
juga dingin dan kata-kata di dalamnya
jadi percik rintik.

Aku menggambar p[ayung untukmu,
tetapi kau menolak dan meminta aku memelukmu:
“ biarkan aku basah dan hilang dalam sejarah ingatanmu.”

Lau kugambar sebuah rumah di binghai kedua
Dengan kamar-kamar labirin, “ Aku tersesat, “ katamu.

“ tidak!! Aku bersembunyi dank au mencarimu seperti
Permainan petak-umpet!”

Di bingkai ketiga, kugambar genangan basah
Air mata dan keringat yang
Berpunca dari resah, dan lelah,
“ Aku mau pulang dan tidur, “ pekikmu

“ Tapi, permainan kita belum usai, sayang
Kau belum menemukan tempat persembunyianku. ”

Lalu kau melacak jejak air mata, dan
Nyaris tenggelam dalam genangannya.

Di bingkai terakhir aku tak menggambar apa-apa
Tetapi, ada percakapan antara ceceran darah
Dengan sebuah luka yang menganga: “ Akhirnya,
mereka saling menemukan juga, dan
remah-remah waktu mengekalkan duka nestapa.”

“ bagus Pak…., “ kataku sambil memberikan tepuk tangan untuk Kuntowijoyo. “ puisi buatan Hasan Aspahani. Benar? “, tanyaku
Kuntowijoyo mengangguk, “ tepat.”

Setelah itu aku tersadar. Mataku terbuka. Pesawat bersiap akan landing. Pramugari itu tetap terlihat cantik memberikan instruksi bahwa kami, seluruh penumpang harus memakai sabuk pengaman karena sebentar lagi pesawat akan mendarat. Oh, Indonesia….aku injakkan lagi kakiku pada tanah gemah ripah loh jinawi ini.

Selamat Tinggal Senyuman

Malam ini terasa sangat pekat. Sepertinya lengkap sudah keindahannya sekarang. Mati lampu membuat malam terasa begitu romantis. Dan gadis sama sekali tak ingin menyia-nyiakan keelokannya.

Hingga malam sudah makin larut namun gadis tak jua mampu memejamkan matanya. Tetap terjaga. Akhirnya ia putuskan untuk menulis apa yang dirasakan oleh hati di lembaran putih. Mampat. Tak bisa menulis apa2 gadis pun putus asa. Akhirnya ia menyerah pd keadaan. Memasrahkan dirinya tergeletak diatas kursi meja belajar tua yg ada di sudut kamar. Kamar inilah tempat yang paling gadis sukai walaupun bagi kebanyakan orang kamar gadis sangat membosankan karena hanya dipenuhi dengan buku-buku yang memuakkan.

Entah mengapa rasanya malam itu ia merasa sangat ketakutan. Gadis itu terlihat begitu menyedihkan. Air matanya menetes. Ia harus jua memahami hakikat pengorban. MEMBERIKAN SESUATU YANG IA CINTAI UNTUK ORANG YANG JUGA IA CINTAI. Rasa-rasanya gadis menuntut dirinya harus berkorban.

Lalu ia melihat buku-buku yang terpajang dan menghentikan pandannya pada komik berseri, D.N ANGEL. Gadis berkata pada dirinya sendiri,

"haruskah aku seperti riku yang mengalah untuk saudara kembarnya risha? Membunuh rasa cintanya pada daisuke setelah tahu risha tergila-gila pada dark. Riku tahu benar dark adalah daisuke. Detik itu saat riku tahu risha mencintai dark ia, hentikan semuanya. Membiarkannya beku atau bahkan lenyap"

"aku pun bisa melakukan itu," ujar gadis.

Tak ada yang tak bisa dan tak ada yang berat jika niat sudah tertancap. Karena pengorbanan pun hakikat cinta.

Lalu ia teringat saat berjalan malam-malam untuk membeli jagung bakar dan bertemu dengan kuntowijoyo.

"bagaimana kabar baju putih gadis?", tanya kuntowijoya padanya

"tidak tahu pak. . .dan aku tidak mau tahu lagi," jawab gadis

"kenapa gadis? Apa dia sudah tidak tersenyum lagi padamu?", kuntowijoyo penasaran

"tidak bukan pak tp aku yang tidak mau melihat senyum baju putih lagi"

"kenapa gadis?"

"apa tidak boleh aku BERKORBAN pak?" tanya gadis dengan mata yang sudah berkaca-kaca

"kau sungguh ingin melakukan itu gadis?"

"harusnya aku bisa pak," gadis menjawab dg air mata yang menetes di pipinya

"nak. . ." kuntowijoyo menenangkan "kau tak harus melakukan itu jika kau tak bisa melakukannya"

"bukan masalah mau atau tidak mau pak tapi ini adalah PENGORBANAN!" gadis menimpali

"jika kau mau kau bisa melakukan itu. Bapak percaya padamu gadis," kuntowijoyo mengeluarkan kata-kata dukungan.

"terimakasih pak. Itulah yang sedang aku butuhkan sekarang. Doakan aku pak. . ."

"tentu gadis"

gadis tetap diam terpaku di atas kursi meja belajar. Dia meyakinkan diri bahwa itu bisa ia lakukan. Tapi gadis kebingungan menghentikan air matanya yang juga kunjung berhenti.

Baiklah. . .sampai jumpa baju putih. Tak akan ada lagi senyumanmu untukku. Aku telah melepasmu pergi. Terbanglah kau mencari dara.

Ya. Gadislah lah pemenangnya.
Gadis melupakan senyum baju putih.

Gadis akan pergi jauh ke banda neira menemui kurnia. Memutuskan menetap disana dan membiarkan baju putih dan dara bahagia.

Itulah PENGORBANAN. Dan senja yang elok di banda neira telah menebus air matanya. Ia dapat tersenyum menikmati senja disana dengan kurnia. Melupakan bahkan menghapus senyum baju putih dalam hidupnya.

Sambil menikmati senja dengan panorama tenggelamnya matahari banda neira gadis berkata, "selamat tingga pangeran baju putih. Senja telah menggantikan senyummu. Aku sudah cukup bahagia dengan senjaku. Semoga dara dan baju putih dapat mengukir kebahagiaannya sendiri"

dan akhirnya gadis merasa telah tenang dan dapat menguasai dirinya lagi. Ia pun dapat merangkai mimpinya lagi dan akan siap menyambut sinar mentari esok hari. . .

MARYAM

Ia telah bernazar akan menginfakkan anaknya untuk mengabdi pada baitul maqdis. Hanna nama sang ibu mulia tersebut. Itulah janji antara dirinya dengan Allah. Bulan berganti hingga tibalah dimana ia melahirkan seorang anak. PEREMPUAN anak yang dilahirkannya. Namun, ini tak membuatnya tak memenuhi nazar itu. Walau anaknya perempuan. MARYAM. Ya, Maryam. . .wanita yang namanya disebut dalam Al Qur'an. Dibawa asuhan nabi zakaria ia tumbuh menjadi wanita luar biasa. Kedekatannya dengan Sang Maha Kuasa tak diragukan lagi. Kesuciannya, SUBHANALLAH. . .
Doa'y mustajab. Lenyap sudah keputusasaan Nabi zakaria yang menginginkan keturunan karena terkabulah doanya ketika memohon di mihrab maryam "(yaitu) ketika dia berdoa kpd Tuhannya dengang suara yang lembut"
"Dia (zakaria) berkata, ya Tuhanku, sungguh tulangku telah lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepadaMu, ya Tuhanku"
(QS MARYAM, 19 :2-3)
bergembiralah nabi zakaria atas kelahiran yahya.
Dari wanita semulia Maryamlah lahir ISA,
"itulah Isa putra Maryam, (yang mengatakan) perkataan yang benar, yang mereka ragukan kebenarannya"
(QS MARYAM : 34)

Itulah keadilan ALLAH atas makhluknya. Ia tidak membedakan antara laki-laki dan perempuan dalam ketakwaan. Itulah ISLAM yang memuliakan wanita.
Wahai wanita mulia, lahirkan orang-orang besar. Didik calon-calon pemimpin. Ketaatanmu yang akan membuatmu mulia.

Parodi kekuasaan

Handphond berdering!! Tanda sms masuk. Panjang sekali hingga tiga karakter. Anggo dewan, ibu mawar membaca sms itu. Dibuka, isinya adalah sebuah undangan dari partai politik yang membesarkan namanya untuk berkumpul di suatu tempat. Undangan yang sangat rahasia. Dalam pesan itu diperintahkan, segera hapus pesan ini jika anda telah membacaya. Jam berdetak seperti biasanya. Jarum jam mengantarkan pada waktu yang dijanjikan. Pertemuan di sebuah tempat sambil makan-makan ala kadarnya. Hanya orang tertentu saja yang datang. Perbincangan dimulai diawali dengan senyum dan canda. Lama,sedikit memanas lalu berdebat tapi canda keluar lagi. Strategi dari tiap-tiap kepala keluar. Dari sang pemimpin, konseptor hingga orang lapangan. Teh manis yang penuh menyusut seiring malam makin larut. Strategi telah ditetapkan. Semua telah disebar. Bekerja pada rel masing-masing untuk satu tujuan bersama. Pertemuan yang menguras banyak kerja otak ditutup dengan komitmen bersama dan tanggung jawab

Bumi

Bumi tempat aku berpijak. Lihatlah di peta dunia yg hanya 1 lembar itu. INDONESIA, negri yang gemah ripah loh jiwani. CIREBON, kota sunan yang melekat nama sunan gunungjati. Nuansa klenik begitu mensenyawa. GUNUNGJATI, kuburan tempat memendam manusia dari yang durhaka hingga ulama. GROGOL, desa tempat ku tinggal yg memiliki lapangan bola terluas di cirebon utara. Tiap tahun'y digunakan sebagai tempat upacara 17'n tanpa nyawa. Aparat desanya tukang korup. Penduduknya wuih... Pak tani pagi-pagi pergi ke sawah. Nelayan melaut. Anak-anak berangkat sekolah. Aparat desa ngantor sambil nongkrong2. Ah terlalu biasa. Yang luar biasa dari kampungku adalah 3 orang pemuda mati gara-gara narkoba. 1 mayat mutilasi yang belum juga tertangkap pelakunya. Luar biasa bukan? LUAR BIASANYA MEREKA!! LUAR BIASA BODOH merugikan diri. Berserakan desa-desa di indonesia jika dominan kultur desa seperti grogol maka tahu apa yang terjadi? Indonesia akan maju? Atau indonesia menjadi bangsa yg berperadaban tinggi? Konyol sekali. Lalu muncul PMPN MANDIRI program pemerintah SBY-JK memberi angin segar diikuti badai dan halilintar. Sekejap saja uang utang itu lenyap untuk hal yang tak produktif. LALU? Nyatalah tiap jiwa menanggung utang gara2 sang pemimpin. Bukan cuma saya yg bilang tapi PRABOWO SUBIANTO dan IBU MEGAWATI juga. Em,apakah mereka akan memberi solusi?atau akan menggadaikan aset negara lagi?
Ah,parodi hidup ini...

Cinta

Dengan gamang aku melalui hari-hari yang begitU mengHiruk-pikukkan diriku. Masalah ini begitu simpel namun amat payah menemukan solusi tepat untUk koN disi hati. Rasanya timbul tengGelam. Kadang begitU merindu atau bisa juga tak memikirkan sama sekali. Tiba-tiba rasanya begitu penuh di dada namun tiba-tiba menguap tak bersisa begitu saja. Ah CINTA pada manusia yg fatamorgana ini. Begitu terasa sejuk menghilangkan dahaga namun semakin dekat semakin kering diikuti keputus asaan.
Hanya cinta padaMU lah yang hakiki. Yang tak menimbulkan harapan tak terbalas. Indahnya jika aku mendekatiMu dengan berjalan maka engkau akan mendekatiku dengan berlari. Duka lara lenyap dengan cintaMU

An nisa

WANITA, kami tidak lemah. jika kalian ingin tahu kami mampu menundukkan dunia.
seandainya kami mau kami bisa saja menghancurkan dunia ini...tapi, kami tidak serendah itu.
Asal kalian tahu, wanita seperrti kami siap menjunjung peradamaban hingga menemui kemuliaannya...

kami bisa mencetak pemimpin-pemimpin dunia atau bisa saja kami mecetak pecundang semua itu bukan karena kami wanita tapi semua itu karena SEGUMPAL DAGING YANG MAMPU MEMPENGARUHI SELIRUH STRUKTUR KERJA OTAK DAN RAGA KAMI...itulah hati. Hati setiap dari kami barbeda, sadarkah kaian? maka jangan salahkan karena ini wanita tapi yang harus ditanyakan adalah bagaimana keadaan hati yangempunya...

Powered By Blogger