Ku Titipkan Cintaku di Thailand

Angin malam menghembuskan kabar tak nyaman membuat jiwa terpasung dalam keterjagaan. Kapan kau pulang? Untuk apa kau sambangi Thailand yang penuh konflik itu Cinta? Gelisah semalaman setelah berita pertikaian antara baju merah dan pemerintahan Thailand berhamburan. Aku ingin berfikir kau baik-baik saja tapi tak bisa!! Cinta cepatlah pulang karna aku bersama Rindu tetap menunggumu. Jika hanya ada aku dan Rindu tak akan mungkin ada gerhana ke-77. Oleh karena itu katakanlah sesuatu yang membuatku tenang. Tapi. . .sampai sekarang kau tak ada kabar.

Kebahagiaan macam apa yang ingin kau cari? Tidakkah ketabahanmu selama ini tak membuat bahagia walau sedikit. Aku tahu harga air matamu atas kehidupan ini. Ya, Cinta! Saat kau harus berkenalan dengan rumah sakit jiwa. Saat semua sisi dunia menyimpit bagimu kala itu. Maafkan aku. . .karna pernah takut mengunjungi rumahmu dengan keadaanmu seperti itu. Rumah dengan jendela pecah, tv hancur, kaca lemari rusak berantakan, dan bau asap rokok yang menusuk hidung.

Akhirnya dengan seribu keberanian Aku membawa Rindu tuk dapat berjumpa denganmu. Berharap dapat menghapus air matamu dengan tanganku sendiri. Dan benar saja aku menemukanmu menangis di sudut kamar sendirian. Ku peluk tubuhmu yang kurus karna memikul derita hidup selama ini. Tangismu makin keras dalam pelukanku. Tangisanmu itu adalah cerita yang ingin kau sampaikan padaku. Tak apa! Tak perlu kau terangkan. Aku sangat mengerti maksud tangismu. Dalam hatiku ada kau yang selalu menemaniku sejak aku mulai paham arti kehidupan. Tentu saja Cinta hatiku sangat paham kisahmu lewat tangis yang kau senanungkan dengan pilu.
"hey, rambut keritingmu sudah panjang. Tidak mau dipotong?" Aku memecah kebekuan.

"tidak. Biarkan!"

"kau jelek sekali. Keriting! Mata bengkak pula"

"tak mengapa. Toh kamu tetap menyayangiku"

"ya, baiklah. . .kau benar!"

Aku bisa saja datang untuk memastikan kau baik-baik saja atau sekedar menghiburmu jika ku mau karna jarak antara kita hanya beberapa mil saja. Dulu. . .dulu. . .itu dulu Cinta! Kini kau jauh. Thailand itu memang hanya beberapa cm dari Cirebon. Tapi kenyataan mengatakan bahwa kedekatan itu dipermainkan skala dalam ratusan ribu. Menyakitkan.


Aku tak mengerti mengapa sekarang hatimu sekeras karang. Cinta yang berbeda dengan kata-kata kekerasan hatinya. Menatap matamu waktu itu, sesaat sebelum kau pergi rasanya aku menilai kau amat malang. Kau mengingkari kebahagiaanmu sendiri. Semoga saja aku tak muak menanti. Bisa saja kau datang suatu saat nanti tapi aku malah pergi. Dan tak ada lagi Gadis Rindu Cinta.

Apa sebenarnya yang aku tuliskan ini? Aku berharap aku tidak sedang frustasi. Kali ini aku hanya bisa menatap album kenangan kita dengan cucuran air mata. Aku tidak mau tahu. . . Aku hanya ingin kau pulang sesegara mungkin.

Thailand. . .
Thailand. . .
Ku titipkan Cintaku di Thailand. . .

0 komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger