Begini, aku tak pandai membuat kejutan, perhatian atau apa-apa yang dapat melukiskan kebahagiaan untukmu. Selama ini kamu saja yang lebih banyak membuat bibirku tersenyum simpul. Kau memang tega. Kau begitu tega Umair. . .Kau memang harus tahu tentang ini. Apa maksudmu mengirim sms yg mengatakan bahwa kau sedang menungguku dirumah? Dengan tergesa ku coba untuk cepat2 pulang. Malang benar aku ini. . .selalu saja berhasil kau kerjai. Dan itu cukup menjadi pelajaran terbaik ttg caramu menggodaku.
Saat aku akan mempresentasikan karya yang sangat instan kau pun masih tega menggodaku. Kau bilang, "aku ada di lantai bawah. Sekarang kau pasti ada di lantai dua kan?" hem, sekarang aku tak bodoh2 amat. Aku balas pesan singkatmu, "lantai bawah mana? Lantai bawah rumah, kampus atau apa?"
akhirnya kau ngaku juga. Kau ada di sudut bumi berbeda. Sudah puas menggodaku? aku pun bisa sedikit menggodamu. Aku bilang, "aku tdk betah ada di sini"
"kenapa?" kau bertanya penuh perhatian.
"karena di sini tak ada bau surga. Tidak ada cinta kasih karena Illahi disini" aku jawab pertanyaannya dan ternyata jawaban itu berhasil membuatmu keGRan. Aku tertawa senang.
Tenang saja profesor yang menguji baik2 kok. Satu lagi aku bisa konsultasi gratis dg psikolog. Ya, untuk mengetahui aku masih waras atau sudah setengah gila.
Tidak tahu kenapa kau mendominasi pikiranku hari ini. Apa tidak boleh aku sedikit perhatian? Iya, itu memang bukan karakterku. Aku tahu itu tapi, tolonglah jangan membuatku patah semangat belajar menjadi orang yang sedikit perhatian. Itu susah payah aku lakukan. Asal kau tahu saja. Itu benar2 susah untukku.
Ada apa? Percaya padaku. Katakan apa yang ingin kau kisahkan. Masih percaya padaku bukan? Apa selama ini kau pernah mendapati semua hal yang kau ceritakan padaku diketahui orang lain? Tidak Umair. Aku menyimpannya rapat dihatiku, untukmu. Dan kota itu. . .akan kita jelajahi bersama. "Tunggulah aku di kota itu. Tempat labuhkan semua mimpiku. . ." begitulah musisi menulis lirik indah tentang harapan menggapai kota impian. Bukan blue mountain, paris, vinice, atau barcelona tapi kota yang hanya dimengerti kita berdua. Kau tahu? Setiap aku membaca tulisan2mu aku bisa tertawa bahkan menangis sendirian. Sebenarnya ada satu hal yang ingin ku minta. Bagaimana ya? Aku malu mengatakannya, "tersenyumlah untukku Umair..."
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

0 komentar:
Posting Komentar