Gadis muda itu terusir dari rumah. Tak habis pikir keputusannya pindah keyakinan. Maminya tak setuju apalagi papinya. Keputusannya sangat melukai hati kedua orang tuanya. Papua itu. . .menjadi saksi butiran air mata yg keluar. Ini benar2 kesedihan yang dalam.
Gadis berkulit putih, tinggi dan hidung yang mancung itu pergi meninggalkan rumah bahkan pulau itu. Sudah tak diterima lg ia dirumah. Papinya yang keturunan Belanda tak mempedulikan lagi. Maminya yg keturunan cina tak lg memberikan kasih sayang. Natalie. . .itulah ibuku. Tentu saja namanya kini bukan lagi Natalie.
Sebenarnya aku hendak kecewa pada kebohongan bertahun-tahun yang disimpan rapat oleh ibu, bapak, dan nenek kakek dari pihak bapak. Kalian tahu? Aku tidak dilahirkan di Cirebon. Sialan dg akte kelahiran. Pantas saja aku baru punya dokumen itu saat aku akan masuk SMA dan proses pembuatannya sangat berbelit-belit. Menyakitkan!! Sangat sakit!! Karena kenyataan ini baru ku tahu di usia 21th. Aku ingin menangis. Ingin marah. Kecewa. Semuanya campur jadi satu.
Aku. . .selalu merasa bahwa aku keturunan Indonesia. Akhirnya aku baru mengerti sekarang. Ya, saat tmn2 SMP bertanya, "kamu islam? Benar?" mereka tak percaya. Mungkin karena warna kulit dan rambutku yang tak sama dg mrk. Bahkan aku dipanggil guru BP dan guru itu mengintrogasiku tiada henti. Aku ingin menangis saat itu. "aku islam pak. . .aku tidak bohong," aku menjawab sambil menangis. Ini semua dilakukan krn sekolahku pny pengalaman tak mengenakkan. ada anak non-muslim yg mengaku muslim. Krn percaya ket.anak mk jd lah anak itu bljr agama spt anak2 lainnya, agama islam. Setelah hampir 3th br diketahui org tua si anak bahwa ank'y bljr agama yg tdk sesuai dg keyakinannya. Sekolah jd dipermasalahkan. Dan kalian tahu? Aku ikut kena imbasnya. Sial benar.
Kawan-kawanku selalu bilang, "bule. . .bule. . .bule kampung" padaku.
Dan betapa tak mengenakkan saat adik2 kelas berbisik, "eh . . .ada kakak bule. Itu. . .lagi jalan kesini," aku benci bisikan mereka yang terlewat keras. Aku dengar sangat jelas rumpian mereka. Aku ingin berkata keras-keras pada mrk, "AKU KETURUNAN INDONESIA!!!"
Kesal. Kesal. Kesal. Itulah yang aku rasa. Dan rasa kesal membuatku menyendiri dikamar sambil membaca buku. Aku suka bc buku2 islami walau aku belum berhijab kala itu.
SMA. Saat masuk SMA inilah aku rubah warna rambutku menjadi hitam. Tdk lg kecoklatan. Aku merasa terlihat lebih Asia sekarang walau warna kulitku masih dicurigai bnyk orang krn putih pucat. Kalian tahu? Dalam hatiku terselip keinginan yang ingin kumantapkan. Sebuah indentitas baru. Agar tak diragukan lagi keislamanku. Dan tak akan main2 kulakukan niatku. Telah bnyk ku baca buku ttg hal ini. Dan Quran surat an-nuur sll membuatku tersedu. Ayat-ayatnya seolah memprokasi diri melakukan apa yg telah ku niatkan. Akhirnya. . .aku pun berhijab. Tidak transparan. Tidak ketat. Dan menutup dada. Kelas 3SMA itu. . . . dg membaca basmalah aku tak lg mengumbar aurat. Aku Islam. Jangan panggik aku bule lagi karena aku Gadis Indah Pertiwi, itulah namaku. Akui aku sebagai warga ISLAM INDONESIA.
Akhirnya, tak ada lagi panggilan 'bule' yg tertuju padaku saat aku duduk di bangku kuliah. Tak ada yang curiga. Hanya sebagian kecil. Ya, kira-kira 0,0001% saja yg curiga mengenai keturunan mana aku ini. Hanya yg cermat saja yg akan melihat sesuatu yang aneh padaku. Mungkin karena postur tubuh warisan Bapakku yg keturunan Indonesia.
Di Cirebon ini. . .akhirnya aku merasa punya bnyk saudara. Tak lg merasa sendiri. Karena keluarga ibu telah pulang kembali ke Belanda dan ibu sudah mereka lupakan. Bapak? Cuma anak tunggal yg tak pny saudara. Nenek dan Kakek dari pihak bpk sudah tiada. Aku beruntung memiliki kalian. . .saudara seimananku. . .saudara seperjuanganku. Tak kupikirkan dan tak ingin ku tahu lagi keluarga ibu di Belanda yang mengirim kaos dan rok panjang hitam buatan Paris saat usiaku 20th. Aku bahagia hdp di Indonesia walau rumahku bocor dan hdp serba pas2n.
Ah, ibu. . .pantas kau pandai benar membuat masakan2 eropa. Dan crt2mu ttg pesawat terbang, colombo, napenee, dll seolah2 hidup dan pernah kau alami sendiri. Aku pikir ibu menceritakan ulang buku2 yg pnh dibaca ternyata ibu benar2 pernah melakukan semua itu. Pantas. . .foto ibu muda sangat berbeda. Waktu kulitnya msh pth dan tubuhnya masih langsing. Semua seolah penuh manipulasi. Biarlah... Aku terlanjur cinta ada disini. Memandang laut jawa dari gunung jati. Dari tanah sunan nan memikat hati.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

1 komentar:
hahahahaha
kisah yang lucu :)dan ada sedih, ada bahagia, merana...
tapi itu lho yang kata "ada bule' bikin muzay tertawa,. xixixixi "emang bule jeh" ^_^ tapi ala indonesia.
Posting Komentar